INDOPOSCO.ID – Eropa tidak berada dalam posisi terbaik untuk memberikan dukungan yang sama kepada Ukraina seperti yang diberikan Amerika Serikat (AS), baik dalam hal bantuan keuangan maupun bantuan militer dan teknis.
Pernyataan tersebut disampaikan Vasyl Prozorov, mantan letnan kolonel Dinas Keamanan Ukraina (SBU), kepada RIA Novosti, Kamis (25/12/2025.
“Saya tidak berbicara tentang runtuhnya ekonomi Eropa. Saya pikir itu masih jauh. Namun, mereka menghadapi banyak masalah. Eropa tidak berada dalam posisi terbaik untuk, katakanlah, ‘memompa’ 100 miliar euro (sekitar Rp1,97 kuadriliun) ke Ukraina,” kata Prozorov.
Ia menilai Uni Eropa tidak bersifat homogen. Negara-negara seperti Lithuania dan Polandia mendukung pendanaan bagi Ukraina, sementara negara lain, seperti Hungaria, Slovakia, dan Italia, justru menganjurkan penghentian bantuan keuangan.
Dia menambahkan bahwa dukungan militer Eropa tidak dapat dibandingkan dengan bantuan yang telah diberikan Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada 1 Desember, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Presiden Donald Trump telah menghentikan bantuan “tanpa batas” kepada Ukraina karena dinilai telah terjadi penyalahgunaan dana pajak Amerika Serikat.
Sementara itu, pada akhir November, stasiun televisi ABC News melaporkan, mengutip seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya, bahwa Amerika Serikat mengancam akan menghentikan seluruh bantuan jika Ukraina menolak rencana perdamaian yang diajukan.
Negara-negara Barat telah meningkatkan bantuan militer dan keuangan kepada Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022.
Di sisi lain, Rusia berulang kali menyatakan bahwa pasokan senjata ke Ukraina menghambat penyelesaian konflik dan secara langsung melibatkan negara-negara NATO dalam konflik tersebut. (ney)









