• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Disway

Batalyon Ternak

Juni Armanto Editor Juni Armanto
Senin, 24 November 2025 - 08:00
in Disway
disway-sabtu

disway

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Kemarin, pukul 04.30 saya sudah bangun. Saya ada janji ke satu tempat sedikit di luar kota Wamena. Memang janjinya masih jam enam pagi, tapi saya harus berolahraga dulu. Harus satu jam. Maka saya lakukan senam SDI (senam Dahlan Iskan) di kamar –pakai musik dari HP. Jendela kaca saya buka sedikit agar udara sejuk dari luar bisa masuk kamar.

Wamena hujan sepanjang malam. Tidak ada kemarau atau musim hujan di sana. Cuaca bisa berubah tiba-tiba. Tidak pula ada musim panas. Tuhan memasang AC siang malam untuk siapa saja tanpa pandang miskin dan kaya.

BacaJuga:

Airmata Ira

Celana Koteka

Dahlan Dahlan

Di tengah senam, fajar mulai menyingsing. Pepohonan mulai kelihatan basahnya. Hujan sudah reda. Semua tepat waktu. Selesai mandi jemputan sudah datang. Ruang sarapan belum lagi dibuka.

Di perjalanan, setelah meninggalkan kota, saya baca papan nama: Koperasi Merah Putih. “Nanti, baliknya, kita berhenti di situ. Ingin tahu koperasi itu,” kata saya kepada sahabat Disway yang mengemudikan Avanza.

Wamena ini indah sekali. Di pagi hari, indahnya bertambah-tambah. Sungai-sungainya dialiri air deras. Suara airnya bergemuruh. Air dan batu seperti saling berlompatan sambil berbisik keras.

Kembali ke kota, mobil berhenti di pinggir jalan –tepat di seberang papan koperasi. Jalan aspal itu sempit. Mobil di belakang kami membunyikan klakson –pertanda minta jalan. Rupanya sahabat Disway kurang menepikan mobil.

Saya sapa pengemudi mobil di belakang itu. Ia ikut turun. Saya sampaikan bahwa saya hanya ingin berhenti sebentar untuk memotret papan koperasi itu. “Saya ketua koperasinya,” ujarnya. Kok begitu kebetulan. Ia pun mengajak saya jalan menuju pintu pagarnya yang masih tutup. Ia buka pintu itu. Kami pun masuk.

“Ini koperasi serbausaha,” katanya.

“Bangunan ini baru?”

“Bangunan lama kantor desa yang direnovasi,” katanya.

Ia pun minta izin buru-buru meneruskan perjalanan. Ia diundang ke suatu rapat pagi-pagi.

Kami juga meneruskan perjalanan kembali ke hotel. Di tengah kota terlihat dua bangunan bagus sekali. Itu kantor sementara gubernur Papua Pegunungan. Di sebelahnya lagi itu kantor bupati Jayawijaya.

Tahun depan mulai dibangun kantor gubernur yang baru. Lengkap dengan kantor DPRD Papua Pegunungan. Ini akan menjadi proyek paling besar di Wamena. Semoga uang baru segera mulai beredar di sini. Juga pekerjaan baru.

Anak-anak muda Wamena perlu lapangan kerja. Itulah salah satu jalan menuju tenang. Tanpa ada kesibukan dan pekerjaan, pikiran bisa berimajinasi ke mana-mana. Padahal kalau ekonomi bergerak di Wamena, kota ini sungguh menakjubkan daya tariknya.

Tentu harus ada aturan yang baik untuk mengatur pendatang. Para pendatang umumnya tinggal di rumah sementara. Rumah bedeng. Kalau pun mulai berjualan juga di kios sementara. Tata kota Wamena bisa terganggu oleh keadaan itu.

Wemena perlu disiapkan penataannya sejak dini. Mumpung belum telanjur ruwet seperti Sentani. Masih bisa ditata tanpa gejolak. Mumpung belum terlalu telat.

Mobil kami terus menyusuri kota. Saya lihat ada salib dalam ukuran besar. “Lewat sana,” pinta saya menunjuk ke salib.

“Itu tugu salib,” ujar sahabat Disway.

Terlihat tugu salib itu dipagari tinggi. Pekarangannya seluas sekitar 60 x 60 meter.

“Bolehkah saya masuk ke dalam pagar? Ingin lihat dalamnya,” pinta saya.

“Lokasi ini belum dibuka. Belum boleh dimasuki,” katanya. “Tugu salib ini bermasalah,” tambahnya. “Kepala PU dan kontraktornya masuk penjara”.

“Oh…”.

“Berapa biaya proyek tugu salib ini?”

“Rp 10 miliar”.

Sudah lebih lima tahun tugu salib itu dibangun. Sebagai calon ikon kota, rasanya nanggung. Kurang tinggi. Hanya enam meter. Juga kurang diangkat ke atas. Lokasinya juga hanya di sebuah kapling rata yang tidak luas. Tidak akan bisa disebut taman kota yang memadai.

Rasanya kantor gubernur yang baru nanti yang akan jadi ikon kota Wemena. Untuk membangunnya sudah banyak batu di sana. Hanya saja semennya tetap harus diterbangkan dengan pesawat. Harga satu sak semen antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000 di Wamena.

Rasanya di antara 100 batalyon, baru batalyon yang di Wamena-lah yang perannya akan paling besar.

Batalyon baru itu, Anda sudah tahu: dinamakan Batalyon Teritorial Pembangunan. Disingkat BTP. Anda mudah mengingatnya: mirip singkatan nama Ahok.

Batalyon BTP punya resimen-resimen khusus: resimen ternak, resimen ikan, resimen tani, dan resimen kesehatan. Tugas tempurnya hanya ada di satu resimen. Satu resimen lagi adalah resimen zeni –yang mengerjakan konstruksi.

Di Wamena resimen ternak pastilah akan membuat ternak-ternak ayam yang akan membuat provinsi Papua Pegunungan tidak perlu lagi menerbangkan ayam dari Jawa. Resimen itu juga bisa menyiapkan rakyat bagaimana agar bisa beternak babi secara komunal. Dua jenis ternak ini saja, kalau sukses, sudah akan bisa ‘menaklukkan’ semua hati rakyat Papua Pegunungan. Sekarang ini memang keterlaluan: harga babi sampai Rp 50 juta/ekor.

Jangan lupa, seperti diingatkan antropolog setempat, Theo Kossay, pendekatan antropologinya.

Resimen ikan rasanya perlu mengadopsi perikanan ikan mas Jawa Barat. Ikan mas suka air deras. Ikannya juga akan sangat gurih. Wamena kaya akan parit-parit berair deras. Udaranya juga sejuk seperti Tanah Priangan –Priangan masa nan lalu. Orang Wamena yang cerdas-cerdas itu akan kian cerdas dengan budidaya ikan sesukses di Tanah Priangan.

Lalu resimen tani. Perlu mencari benih kangkung genjah dan enak. Orang Wamena begitu suka makan sayur kangkung. Sekalian, sisanya, untuk makanan babi.

Saya lihat juga banyak kol ditanam secara amatiran di pinggir-pinggir jalan di kampung-kampung. Tentu Wamena akan menjadi pusat holtikultura Papua masa depan. Harusnya kentang dan brokoli pun cocok di Wamena –ketinggian 1.500 meter.

Jangan-jangan dari 100 batalyon baru itu Papua Pegunungan sendiri saja perlu setidaknya lima BTP.

Personel batalyon BTP ini bukan diambil dari tentara yang sudah ada. Personel batalyon BTP adalah tentara rekrutan baru –yang sejak rekrutmen sudah tahu akan masuk resimen yang mana. Dengan demikian tidak seperti yang dikhawatirkan: mana bisa tentara yang biasa perang kok disuruh bertani.

Kalau pun ada yang perlu dikhawatirkan adalah bagaimana kalau passion dan ideologi presiden berikutnya tidak lagi sama. (DAHLAN ISKAN)

Tags: disway
Berita Sebelumnya

Dari Tempoyak hingga Bioflok, UMKM Istri AMT Menggeliat di Seluruh Nusantara

Berita Berikutnya

Blitar Dihantam Gempa Dangkal M5,2, Getaran Dirasakan Hingga Bali dan DIY

Berita Terkait.

disway-Minggu-780x470
Disway

Airmata Ira

Minggu, 23 November 2025 - 08:00
disway-sabtu
Disway

Celana Koteka

Sabtu, 22 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Dahlan Dahlan

Jumat, 21 November 2025 - 08:00
disway-kamis
Disway

Satu Triliun

Kamis, 20 November 2025 - 08:00
disway-kamis
Disway

Air Jernih

Rabu, 19 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Tiba-tiba Paha

Selasa, 18 November 2025 - 08:00
Berita Berikutnya
IMG-20251124-WA0004

Blitar Dihantam Gempa Dangkal M5,2, Getaran Dirasakan Hingga Bali dan DIY

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-16 at 18.44.180

    Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    985 shares
    Share 394 Tweet 246
  • Dedi Mulyadi: Siswa Masuk Barak Militer Bukan Latihan Perang, Bantu Kesehatan Mental

    701 shares
    Share 280 Tweet 175
  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4102 shares
    Share 1641 Tweet 1026
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    797 shares
    Share 319 Tweet 199
  • Penipuan Online Melonjak, AMKI Tegaskan Peran Media dalam Mengawal Keamanan Transaksi

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.