• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Cara Generasi Madrasah Merawat Bumi dengan Konsep Ekoteologi

Folber Siallagan Editor Folber Siallagan
Minggu, 2 November 2025 - 15:08
in Nasional
IMG-20251101-WA0012

Foto Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2025 menjadi panggung kolaborasi gagasan antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda dalam menjawab tantangan krisis lingkungan global. AICIS+ 2025 ini berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok selama dua hari, 29 30 Oktober 2025

Dalam sambutannya, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pelestarian lingkungan adalah panggilan spiritual sekaligus moral. Ia menyebut bahwa krisis ekologis tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan ilmiah, tetapi memerlukan bahasa religius yang menyentuh hati umat. Tanpa bahasa religius, akan sulit menggerakkan hati umat untuk menyelamatkan lingkungan. Krisis ekologi ini adalah persoalan spiritual dan moral, ujar Menag.

BacaJuga:

Kemendagri Himpun Bantuan Rp 48 Miliar untuk Pemulihan Sumatera

Cegah Bencana Terulang, Megawati Minta Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Sumatera

Menko Pangan: Tujuh Pabrik Pupuk Baru akan Dibangun di Indonesia

Menag juga memperkenalkan konsep ekoteologi kasih sayang, yaitu cara pandang teologis yang menempatkan kasih sebagai dasar interaksi manusia dengan alam, sebagaimana tercermin dalam nilai-nilai Asmaul Husna.

Pada salah satu sesi ‘Science Talkshow Madrasah’ di acara AICIS 2025 panitia memberikan panggung kepada MAN Insan Cendikia Pekalongan. Ahmad Ali Rayyan Shahab dan Raddinia Kejora Bagaskoro menjadi pembicara pada sesi tersebut.

Dalam presentasinya bertajuk Eco-Theology in Action: Building a Sustainable Future, Rayyan mengajak publik untuk melihat bahwa teologi bukan sekadar ajaran ritual, tetapi juga pedoman moral dalam menjaga bumi. Ia mengutip ayat-ayat suci dari Al-Quran, Alkitab, dan prinsip Ahimsa dalam Buddhisme untuk menunjukkan kesatuan nilai lintas agama dalam menumbuhkan etika ekologis.

Presentasi dalam full bahasa Inggris yang diikuti sebagian besar mahasiswa internasional UIII ini mengapresiasi kedua pemateri. Rayyan menampilkan berbagai inisiatif keberlanjutan yang dilakukan di MAN IC Pekalongan. Beberapa di antaranya adalah pengelolaan biogas dari limbah ikan dan sayuran. Kegiatan lainnya dari Siswa MAN IC Pekalongan adalah pemanfaatan gulma eceng gondok sebagai adsorben logam berat limbah batik.

“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kemenag dan Madrasah dalam mendorong dan memfasilitasi siswa untuk peduli dan menghayati lingkungan sebagai bagian dari iman,” ujar peserta pertukaran pelajar (AFS) selama satu tahun di Finlandia (2024/2025) dan penggagas gerakan pelajar Atma Bawana ini. Disamping aksi nyata, Rayyan bersama teman-temannya ikut mengampanyekan lingkungan melalui sejumlah tulisan di berbagai media.

Rayyan menegaskan pentingnya peran Kementerian Agama melalui program Green Waqf dan pendidikan lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual. Madrasah bukan hanya tempat mencetak insan berilmu, tetapi juga insan yang mencintai alam sebagai wujud iman, ujarnya. Melalui pendekatan lintas iman dan teknologi sederhana, Rayyan menunjukkan bahwa generasi muda madrasah mampu menjadi motor perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan.

Sementara Raddinia Kejora Bagaskoro mengatakan sebagai siswa Madrasah harus terus memberikan kontribusi yang berguna bagi lingkungan. Pengalamannya sebagai peserta program Intensive Educational Short Course di China beberapa waktu yang lalu, menjadikan dirinya terinspirasi untuk berkarya untuk masyarakat. Ini seperti yang ia saksikan bagaimana pelajar di belahan dunia berlomba untuk lingkungan.

Itu pula yang kami lakukan dengan mamanfaatkan teknologi AI untuk Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ujar pemenang lomba dalam ajang Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025. (srv)

Tags: bumiKonsep EkoteologimadrasahMerawat
Berita Sebelumnya

“Miracle Runway” di JFW 2026: Transformasi 9 Perempuan Hebat Melawan Ageism dengan Gaya

Berita Berikutnya

Artis Onad Diduga Dapat Narkoba dari Pemasok KR

Berita Terkait.

tito
Nasional

Kemendagri Himpun Bantuan Rp 48 Miliar untuk Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 - 02:20
mega
Nasional

Cegah Bencana Terulang, Megawati Minta Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 - 01:11
zulkifli
Nasional

Menko Pangan: Tujuh Pabrik Pupuk Baru akan Dibangun di Indonesia

Sabtu, 20 Desember 2025 - 00:30
rini
Nasional

Kementerian PANRB Siap Tata Kelembagaan Komite Otsus Papua

Jumat, 19 Desember 2025 - 21:21
kkp
Nasional

Samudranaya, Jembatan KKP untuk Dekatkan KNMP ke Gen Z

Jumat, 19 Desember 2025 - 20:02
bbri
Nasional

BRI Salurkan Bantuan Bencana di Sumatera, Jangkau Lebih dari 70 Ribu Masyarakat Terdampak

Jumat, 19 Desember 2025 - 19:19
Berita Berikutnya
17620720577871573078686512938752

Artis Onad Diduga Dapat Narkoba dari Pemasok KR

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.