INDOPOSCO.ID – Tragedi bunuh diri seorang Ibu dan dua anaknya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjadi alarm. Ada jeritan keputusasaan yang tidak terbaca oleh keluarga, lingkungan dan negara.
Pernyataan tersebut diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher melalui gawai, Selasa (9/9/2025). Ia mengaku prihatin atas peristiwa memilukan tersebut.
“Tragedi ini menunjukkan gentingnya ketahanan keluarga masyarakat kita,” ujarnya.
“Tragedi ini juga menunjukkan lemahnya sistem perlindungan jiwa dan sosial negara dalam mengantisipasi keadaan darurat pertolongan,” sambungnya.
Ia meminta pemerintah untuk memperkuat akses layanan kesehatan mental hingga ke tingkat desa dan kelurahan. Kasus ini menunjukkan pentingnya ketersediaan konseling krisis dan pendampingan psikososial yang mudah dijangkau masyarakat, terutama keluarga rentan.
“Kesehatan mental harus ditempatkan setara pentingnya dengan kesehatan fisik,” tegasnya.
“Ibu-ibu yang mengalami tekanan ekonomi, rumah tangga, atau masalah pribadi butuh ruang aman untuk bercerita dan mendapatkan pertolongan profesional,” sambungnya.
Selain layanan kesehatan, dia juga mendesak penguatan jaring pengaman sosial dan bantuan ekonomi produktif bagi keluarga miskin. Ia menilai, tekanan finansial kerap menjadi pemicu depresi dan keputusasaan.
“Negara harus hadir, bukan hanya setelah tragedi terjadi. Bantuan ekonomi, pemberdayaan perempuan, hingga pendampingan keluarga rentan adalah bagian integral dari strategi pencegahan,” ungkapnya.
Netty juga mengingatkan pentingnya kepekaan sosial di tingkat masyarakat. Tanda-tanda stres berat sering muncul sebelum terjadi tragedi, namun, menurutnya, kerap tidak direspons dengan tepat oleh lingkungan.
“Kita semua harus belajar lebih peka. Jangan menunggu putus asa berujung pada hilangnya nyawa,” ujarnya.
“Peran keluarga, tetangga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sangat penting sebagai lini pertama pencegahan,” imbuhnya.
Sebelumnya, kisah haru dialami dua orang anak di Kabupaten Bandung, AA (9 tahun) dan AAP (11 bulan). Keduanya meninggal setelah diduga diracuni oleh sang ibu EN (34 tahun) yang kemudian ikut mengakhiri hidup di kontrakannya Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. (nas)








