Pimpinan DPR: Negara Harus Hadir Awasi Pembangunan Pesantren

INDOPOSCO.ID – Ambruknya salah satu gedung Pondok Pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang telah menewaskan 9 santri menjadi perhatian khusus DPR RI yang secara tegas minta kehadiran negara untuk mengawasi setiap pembangunan ponpes.
Menurut Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, pesantren sejatinya menjadi mitra strategis negara dalam mencerdaskan bangsa, sehingga pemerintah seharusnya aktif membantu supervisi pembangunan gedung-gedung pesantren.
“Selama ini pemerintah ada nggak hadir ikut mensupervisi tata cara membangun? Kita kan punya Kementerian PU yang urusin konstruksi,” ucapnya kepada wartawan, dikutip Jumat (3/10/2025).
Ia menilai, beban biaya konsultan kerap memberatkan pihak pesantren. Karena itu, negara perlu masuk sejak tahap pengajuan izin bangunan agar kualitas konstruksi terjamin.
“Tanpa dimintapun sepertinya negara sudah hadir, karena ini kalau dari sisi fungsi, beliau-beliau itu menghadirkan pendidikan, membantu negara. Nah sekarang negara tinggal hadir membantu mereka meng- guidance cara-cara membangun pesantren yang selama ini belum pernah ada,” jelasnya.
Cucun juga mendorong agar ahli teknik sipil diturunkan untuk melakukan supervisi langsung pada ribuan pesantren di seluruh Indonesia.
“Pesantren jumlahnya hampir 30 ribu lebih, ini bangunannya yang di atas dua lantai apakah kondisinya betul [belum]. Kalau misalkan nggak betul, perlu ada placement, sentuhan seperti apa, nah itu di- guidance oleh ahli-ahli sipil,” katanya.
Lebih lanjut Cucun mengungkapkan pemerintah daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sudah turun tangan dalam penanganan darurat. Namun ia menekankan pentingnya langkah mitigasi, termasuk dukungan psikologis bagi para santri yang terdampak.
“Penguatan traumanya juga buat santri-santri yang kemarin mengalami musibah itu,” pungkas Politisi Fraksi PKB itu.
Sementara itu, tim pencarian dan pertolongan (search and rescue-SAR) gabungan kembali menemukan empat korban dalam kondisi meninggal dunia peristiwa ambruknya gedung musala Pondok Pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur memasuki hari kelima atau Jumat (3/10/2025).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, sejumlah jenazah itu segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk identifikasi dan penanganan lebih lanjut.
“Penemuan jenazah itu, sekaligus menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi sembilan orang, sejak hari pertama kejadian,” kata Suharyanto dalam keterangannya.
Upaya pencarian dan pertolongan dilakukan secara terpadu oleh Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan sebanyak lebih dari 400 orang selama 24 jam bergantian.
Tim telah melaksanakan re-assessment dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga penggunaan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda korban selamat, sehingga proses pencarian difokuskan pada evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
Di sisi lain, jumlah korban yang masih dalam proses pencarian ada sebanyak 54 orang. Data ini didasari dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren. (dil)