Nusantara

BNPT Beri Pelatihan Tiga Pilar Aparat Pemerintah Cegah Paham Radikal Terorisme

INDOPOSCO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan pelatihan tiga pilar aparat pemerintah guna membangun deteksi dini dan pencegahan penyebaran paham radikal terorisme, di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (9/9/2025) hingga Kamis (11/9/2025).

Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan menekankan tiga pilar dimaksud, yakni Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), serta lurah/kepala desa, menjadi sasaran utama pelatihan karena ketiganya merupakan pondasi pemerintahan terdepan yang paling memahami kondisi masyarakat, khususnya di tingkat kelurahan/desa.

“Ini (tiga pilar) yang harus kami perkuat sehingga mereka memahami dan mengetahui bahkan bisa mendeteksi dan mencegah paham radikal yang terjadi di wilayahnya,” kata Brigjen Pol. Wawan dalam acara penutupan kegiatan pelatihan, Jumat (12/9/2025), seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, sebagaimana dilansir ANTARA, Sabtu (13/9/2025).

Wawan menegaskan BNPT terus memperkuat kesiapsiagaan nasional dalam rangka mengantisipasi ancaman radikal terorisme di tingkat masyarakat.

Untuk itu, dirinya berharap pelaksanaan program tersebut dapat meningkatkan kemampuan aparatur pemerintahan dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan sehingga dapat menekan penyebaran ideologi kekerasan di masyarakat.

“Capaian yang ingin kami capai adalah ketika aparat pemerintahan terdepan ini, tiga pilar ditambah penyuluh agama, memahami dan bisa mendeteksi kira-kira potensi paham radikal terorisme ini ada di wilayah mereka,” tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, ketiga pilar bisa lebih awal mendeteksi dan melakukan upaya pencegahan sehingga tidak terjadi penyebaran atau aksi yang akan terjadi di kemudian hari.

Senada, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama Sholehuddin menjelaskan pentingnya empat unsur, yaitu lurah/kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta penyuluh agama memahami berbagai potensi penyebaran radikalisme karena mereka berada di tengah-tengah masyarakat.

“Tiga pilar ada lurah, babinsa, bhabinkamtibmas, plus penyuluh agama. Itu memang karena keempat-empatnya itu kan ada dan bersama masyarakat,” ungkap Sholehuddin dalam kesempatan yang sama.

Maka dari itu, sambung dia, ketiga pilar dibekali dengan pengenalan arti radikal terorisme dan dijelaskan bagaimana berbagai potensi yang ada di masyarakat.

Lebih lanjut, Sholehuddin menekankan pentingnya memberdayakan peran masyarakat dalam membangun kewaspadaan bersama.

Dukungan terhadap kegiatan juga datang dari peserta pelatihan. Lurah Jempong Baru Fika Wulan Hartati menyampaikan pelatihan tersebut membuka wawasan baru terkait ancaman terorisme.

“Kegiatan pelatihan tiga pilar ini, saya menjadi terbuka wawasannya mengenai terorisme karena memang selama ini belum pernah ada pelatihan seperti ini. Jadi bisa mengetahui secara detail dan mendalam terkait masalah terorisme,” ujar Fika.

Selain itu, ia juga menilai pelatihan tersebut menjadi sarana memperluas komunikasi antar aparatur lintas wilayah karena lebih banyak silaturahim dengan kepala desa, Bimbingan Masyarakat Polri, (Binmaspol), dan Babinsa dari daerah lain.

Apalagi, disebutkan bahwa pelatihan juga dihadiri oleh para perangkat dari seluruh NTB, sehingga menjadi wadah pertemuan untuk lebih banyak komunikasi guna mengetahui perkembangan di daerah lain.

Lurah Penatoi Haerurahman pun mengaku hal yang sama, di mana pentingnya deteksi dini, sehingga kegiatan pelatihan serupa perlu dilakukan.

“Harus ada pencegahan dini, istilahnya di situlah mungkin kami bisa dari awal mendeteksi. Mungkin nanti diharapkan kolaborasi di antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, dengan kepala desa atau pun lurah atau penyuluh agama,” kata Haerurahman menegaskan. (dam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button