Nusantara

Tim PKM Unsika-UPN Veteran Jakarta Latih Emak-Emak PKK Sukajaya Karawang Ubah Limbah Rajungan Jadi Pangan Bergizi

INDOPOSCO.ID – Limbah cangkang rajungan masih menjadi persoalan lingkungan yang masih terjadi di Karawang, khususnya di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

Bekas kulit rajungan sering tercecer di sekitar pantai, hingga menyebabkan aroma tak sedap bagi warga pasir putih.

Sebagai salah satu dusun yang mayoritas warganya adalah nelayan rajungan, warga Pasir Putih membutuhkan solusi, yaitu cara mengelola limbah cangkang rajungan menjadi nilai ekonomis. Salah satunya, memanfaatkan limbah cangkang rajungan menjadi bahan pangan mie.

Karena itu, tim PKM kolaborasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyrakat (PKM) dengan memanfaatkan limbah rajungan di Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, pada Agustus-September 2024.

Limbah cangkang rajungan diubah menjadi mie cangkang rajungan Karawang (Micaruka). Mie ini memiliki kandungan gizi protein, karbohidrat, dan kalsium.

Judul PKM ini adalah Pemberdayaan Istri Nelayan (PKK) dengan Literasi Pemasaran Digital dan Pemanfaatan Limbah Rajungan sebagai Pangan Micaruka untuk percepatan blue economy di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.

Bentuk PKM nya berupa pelatihan membuat Micaruka dan lomba pembuatan mie dari limbah cangkang rajungan. Lalu ada kegiatan pelatihan pemasaran digital, pembuatan website dan konten media soaial, hingga simulasi pembuatan toko online di e-commerce.

Kegiatan berlangsung di aula Desa Sukajaya, pada Agustus hingga berakhir pada 26 September 2024. Peserta kegiatan ini sebanyak 18 ibu-ibu PKK Desa Sukajaya yang juga istri-istri nelayan.

Para ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Bahkan beberapa dari mereka sampai membawa anak-anaknya ke lokasi kegiatan, agar bisa mengikuti pelatihan dan lomba.

Pada kegiatan pelatihan pembuatan Micaruka misalnya, ibu-ibu PKK mendapatkan materi tentang cara pengolahan limbah cangkang rajungan menjadi mie.

“Apa saja alat yang dibutuhkan, bagaimana bahan-bahan pendukung lain, hingga resep agar bisa membuat mie cangkang rajungan yang enak dan tidak berbau,” ujar Fransiske Simanungkalit, pembicara yang juga anggota TIM PKM.

Setelah pemberian materi dan simulasi, para peserta mengadakan lomba pembuatan Micaruka. Hasilnya, semua peserta mampu membuat Micaruka.

Di samping itu, agar anggota PKK Desa Sukajaya mampu berdagang di era digital, Tim PKM Unsika memberikan pelatihan pemasaran digital dan pembuatan toko online e-commerce.

Tim PKM Unsika juga melatih anggota PKK yang mayoritas istri nelayan, untuk membuat konten video yang menarik di media sosial. Pembuatan konten tersebut menjadi strategi yang bisa dilakukan anggota PKK Sukajaya, untuk memasarkan produk Micaruka.

Produk ini merupakan hasil pemanfaatan limbah cangkang rajungan yang selama ini sering menumpuk dan menyebabkan bau di sekitar Desa Sukajaya.

Firdaus Yuni Dharta, salah satu anggota Tim PKM Unsika yang menjadi pembicara dalam pelatihan tersebut, mengatakan salah satu kunci memasarkan dan menjual produk saat ini adalah dengan memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce.

“Inilah salah satu strategi digital marketing yaitu, aktivitas mempromosikan dan menawarkan produk dengan media digital secara online dan membangun jejaring sosial di media sosial,” ujar dosen Ilmu Komunikasi Unsika tersebut, dalam keterangannya, Jumat (27/09/2024).

Menurut Firdaus, ada beberapa kunci agar pemasaran di era digital mencapai target. Misalnya, kualitas konten, pengoptimalan media sosial dan e-commerce, penggunaan kecerdasan buatan hingga melibatkan pelanggan dalam pemasaran.

“Bisa juga kerja sama dengan influencer atau affiliate untuk meng-endorse dan memasarkan produk Micaruka,” katanya.

Untuk mengukur peningkatan keterampilan dan pengetahuan membuat Micaruka, Tim PKM melakukan observasi dan menyebar kuesioner pre test dan post test.

Hasilnya menunjukkan kegiatan PKM ini mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para peserta yaitu ibu-ibu PKK, tentang pemanfaatan limbah cangkang rajungan menjadi bahan pangan MICARUKA.

Tim PKM juga mengadakan pre test dan post test untuk mengukur peningkatan keterampilan dan pengetahuan para peserta, melakukan pemasaran digital.

Hasilnya, kegiatan pelatihan dan simulasi yang dilakukan Tim PKM, mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para peserta yaitu ibu-ibu PKK, tentang pemasaran digital bahan pangan Micaruka.

Adapun tim PKM dari Unsika yaitu Hendry Roris P Sianturi sebagai Ketua PKM dan Dr. Firdaus Yuni Dharta. Sementara anggota PKM dari UPN Veteran Jakarta yaitu Sintha Fransiske Simanungkalit.

Di samping itu, kegiatan ini juga dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Unsika dan UPN Veteran Jakarta dan melibatkan pihak pengurus Desa Sukajaya dan ibu-ibu PKK.

Tim Kolaborasi PKM Unsika dan UPNV Jakarta menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Desa Sukajaya dan ibu-ibu PKK Sukajaya atas dukungannya, sehingga kegiatan ini terlaksana.

Firdaus berharap, untuk program PKM selanjutnya, dibutuhkan pendampingan kepada ibu-ibu PKK. Pendampingan itu dilakukan dalam pengelolaan toko online, website, dan media sosial yang telah dibuat oleh peserta untuk memasarkan produk pangan Micaruka.

“Ibu-ibu PKK harus didorong untuk mendirikan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), agar bisa bermanfaat bagi desa dan perekonomian ibu-ibu PKK, dengan mendukung pemasaran produk Micaruka,” ujarnya. (rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button