Upaya Mitigasi Bencana Tsunami di Pesisir Lebak Selatan Lemah

INDOPOSCO.ID – Ancaman tsunami raksasa di perairan Banten membuat warga yang bermukim di daerah pesisir kini resah dan kuatir dengam prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat rapat kerja dengan Komisi V DPR itu menjadi kenyataan.
Apalagi upaya pemerintah dalam upaya mitigasi bencana atau upaya-upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami atau buatan, maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana di wilayah pesisir Kabupaten Lebak, terlihat belum maksimal, dengan kurangnya politicalwill dalam pemenuhan infrastruktur penunjang mitigasi dan tata ruang.
Baca Juga : Kolaborasi untuk Mitigasi Bencana Geologi
“Informasi adanya potensi bencana besar di antaranya tsunami di perairan laut di wilayah selatan Lebak bukan sebuah cerita belaka,” ujar Hidayat, salah seorang warga Kecamatan Malingping kepada INDOPOSCO, Sabtu (11/12/2021).
Menurutnya, potensi tsunami raksasa di Kecamatan Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cilograng dan Wanasalam yang berhadapan dengan perairan Samudera Hindia, memiliki potensi megathrust yang bisa memicu gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter.
Baca Juga : Tsunami 8 Meter Akibat Gempa Megatrus Selat Sunda Itu Potensi Bukan Prediksi
“Namun hingga sekarang, geliat pembangunan infrastruktur penunjang, seperti akses jalan untuk mitigasi dan pengawasan terhadap pesisir pantai masih minim dan lemah. Hampir sebagian besar area di pinggir pantai digunakan perusahaan tambak,” ungapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Nana Suryana yang dikonfirmasi terkait lemahnya upaya mitigasi bencana di wilyah pesisir Kabupaten Lebak dari pemprv Banten, bungkam saat dihubungi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp. (yas)