Tanggul Pengendali Banjir di Sintang Ditargetkan Rampung Maret 2022

INDOPOSCO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau progres penanganan bencana banjir di Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (8/12/2021). Dengan pembangunan pengendali banjir menggunakan geotube atau geotextile tube atau tabung geoktestil.
Geotube atau geotextile tube atau tabung geoktestil merupkan kantong besar berbentuk tabung yang terbuat dari geotekstil berpori. Geotube tahan cuaca dan diisi dengan sedimen, seperti pasir atau bubur untuk membentuk bukit pasir atau tanggul buatan.
“Kami meninjau pembangunan infrastruktur dalam mengatasi Banjir Sintang dalam jangka pendek, yaitu dengan membuat tanggul dari geobag dan geotube yang diisi pasir,” kata Jokowi dalam keterangannya, Rabu (8/12/2021).
Dalam jangka menengah dan panjang, ia mengatakan perlu dilakukan langkah perbaikan lingkungan termasuk aliran sungai. “Utamanya perbaikan daerah tangkapan hujan (catchment area) dengan penanaman kembali pohon di daerah-daerah sekitar Sungai Kapuas maupun Sungai Melawi,” ujarnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai padat penduduk.
“Untuk penanganan jangka pendek, kami pasang geobag yang kuat di area yang tepat, yang terdampak besar, seperti pusat ekonomi kota,” tutur Hadimuljono.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, pembangunan tanggul akan dilakukan sepanjang 13,2 kilometer di sepanjang wilayah alur Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang terjadi genangan.
Pembangunan tanggul tersebut terbagi di tiga titik/kluster, pertama sepanjang 7,3 km yang akan melindungi area Kota Sintang, selanjutnya sepanjang 3,2 kilometer yang melindungi area Pasar Cina dan sepanjang 2,7 kilometer yang melindungi area Keraton.
“Ditargetkan semua tanggul tersebut selesai Maret 2022, utamanya prioritas yang sepanjang 7,3 kilometer,” ujar Jarot.
Banjir di kabupaten Sintang diketahui terjadi pada 21 Oktober 2021 dan bertahan hingga sekitar satu bulan setelah hujan ekstrem mengguyur, sehingga debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap. Tercatat lebih dari 124 ribu orang terkena dampak banjir.(dan)