Warga Cianjur Diminta Waspada Bencana

INDOPOSCO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengingatkan masyarakat di seluruh wilayah itu agar waspada serta siaga terhadap bencana, seiring perubahan musim serta tingginya intensitas hujan yang dapat menyebabkan banjir, longsor serta pergerakan tanah.
“Meski status siaga bencana belum ditetapkan karena menunggu dari BMKG, kita tetap mengimbau masyarakat di seluruh wilayah Cianjur untuk siaga serta waspada dan jeli membaca tanda alam akan terjadinya bencana,” tutur Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi Antara di Cianjur, Rabu (29/9).
Dia menjelaskan sejak satu bulan terakhir intensitas hujan mulai tinggi, walaupun belum merata di seluruh Cianjur, apalagi hujan deras menyebabkan beberapa kali bencana alam, seperti longsor, banjir serta pergerakan tanah, mulai dari wilayah utara sampai selatan. Sedangkan di pesisir selatan sampai saat ini gelombang masih tinggi.
Sehingga, nelayan serta masyarakat di sepanjang pantai selatan Cianjur diimbau untuk tidak berlayar dan segera mengungsi pada saat air laut naik ke perkampungan, karena beberapa waktu lalu abrasi melanda sejumlah wilayah pantai selatan, tepatnya di Kecamatan Sindangbarang.
“Kita juga menyiagakan seratusan relawan di 3 kecamatan, yaitu Cidaun, Sindangbarang serta Agrabinta untuk siaga serta waspada, dan segera mengevakuasi masyarakat pada saat melihat tanda alam akan terjadinya bencana,” tuturnya.
Sementara itu, nelayan di pantai selatan Cianjur belum berani melaut sampai ke tengah, karena gelombang masih tinggi, mereka memperkirakan gelombang akan kembali normal di akhir tahun, sehingga untuk menutupi kebutuhan mereka memilih beralih profesi sebagai buruh serabutan.
“Sudah lebih dari 2 bulan, ratusan nelayan di pantai selatan tepatnya di Pantai Jayanti, Sereg serta Apra, tidak melaut karena gelombang tinggi. Saat ini gelombang dapat mencapai 15 meter, sehingga dapat mengancam keselamatan,” tutur Ketua Kelompok Nelayan Jayanti, Agus.
Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga sehari- hari, tambah ia, banyak nelayan yang beralih profesi sebagai buruh tani, buruh bangunan sampai sopir tembak.” Tiap tahun cuaca ekstrem selalu terjadi, sehingga nelayan telah terbiasa. Kita berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban nelayan,” ucapnya. (mg2)