Pemprov Jatim Ekspor 15,5 Ton Ayam Karkas ke Maluku Utara

INDOPOSCO.ID – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, melepas pengirimsn komoditas strategis 15,5 ton ayam karkas ke Provinsi Maluku Utara di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Pengiriman komoditas strategis ke Provinsi Maluku Utara itu m untuk memenuhi kebutuhan ramadan dan Idul Fitri tahun 2021. Di sisi lain, kerja sama antar daerah inj untuk pengendalian Inflasi.
Khofifah Indar Parawansa mengatakan, koneksitas perdagangan antar pulau harud terus dibangun, ditingkatkan dan dikembangkan.
“Seperti saat ini yang kita saksikan adalah bagian dari lanjut misi dagang ke Ternate, Provinsi Maluku Utara,” katanya dalam sambutannya, Rabu (28/4/2021).
Selama pandemi Covid-19 melanda, perdagangan antar pulau di Jawa Timur dan provinsi lain di Indonesia transaksinya tercatat sebesar Rp91 triliun. Sementara untuk ekspor ke luar negeri mengalami defisit atau terkontraksi sebesar Rp8,1 triliun.
“Jadi perdagangan antar pulau kita mencatat transaksi Rp91 triliun, tapi ekspor ke luar negeri kita mengalami kontraks Rp 8,1 triliun, sehingga perdagangan Jatim masih surplus,” terangnya.
Menurut gubernur, market atau pasar dalam negeri sesungguhnya sangat potensial dan salah satunya ke Maluku Utara. Di Maluku Utara, ayam karkas ini merupakan kategori makanan yang cukup luxury atau mewah. Kebutuhan ayam karkas di Maluku Utara cukup tinggi, salah satunya didatangkan dari Jatim. Satu bulan bisa dua sampai dengan tiga kali pengiriman.
Selain ke Maluku Utara, komoditas ayam potong Jatim juga dikirim ke DKI Jakarta. Selain itu, DKI bahkan juga membutuhkan telur dan beras.
“Oleh karena itu pangsa pasar ini menjadi partner yang strategis bagi seluruh peternak ayam potong di Jawa Timur. Tentu kita berharap semua akan bisa membangun strong partnershib atau kemitraan yang kuat di dalam perdagangan yang saling memberikan keuntungan kedua belah pihak,” imbuhnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Difi A Johansyah menyampaikan, pengiriman ayam karkas ke Provinsi Maluku Utara selain untuk memenuhi kebutuhan pangan daging, juga untuk menekan laju inflasi.
“Jatim mempunyai kontribusi menekan laju infiltrasi di kawasa timur Indonesia,” ujarnya.
Adanya kerjasama antar daerah menjadi suatu inisiasi proyek strategis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar laju inflasi tetap terjaga. Sementara BI menargetkan tahun 2021 inflasi Jatim diharapkan kurang dari 3 persen. “Inflasi tetap ada tapi terkendali.
“Masalah harga bahan pokok di Jatim cukup stabil. Bahkan tiga kali lebaran harga bahan pokok di Jatim cukup terkendali bahkan deflasi,” tuturnya. (son)