BISLAF, Strategi Pemerintah Koneksikan UMKM Perumahan dengan Investor dan Bank

INDOPOSCO.ID – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Program Bisnis Layak Funding (BISLAF) terus memperluas akses pembiayaan bagi pengusaha UMKM yang bergerak di ekosistem perumahan.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Intimate Business Matching, BISLAF hadir sebagai jembatan antara kebutuhan permodalan UMKM dengan peluang pendanaan dari lembaga keuangan dan investor.
Ia mengatakan kegiatan ini untuk mendukung pencapaian target pemerintah dalam program Pembangunan 3 Juta Rumah yang menjadi prioritas strategis Presiden Prabowo Subianto.
“UMKM memiliki peran penting dalam rantai pasok perumahan, baik sebagai penyedia material, kontraktor, maupun jasa pendukung pasca-hunian. Karena itu kami berupaya untuk mewujudkan ekosistem yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka agar siap berperan dalam pembangunan 3 juta rumah,” kata Temmy dalam sambutannya pada acara Intimate Business Matching BISLAF di Bogor, Kamis (11/9/2025).
Temmy menambahkan, salah satu tantangan krusial pengusaha UMKM adalah kebutuhan pembiayaan. Berdasarkan Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM, ada sekitar 104 ribu UMKM yang bergerak di ekosistem pembangunan perumahan, terdiri dari 35 ribu di bidang jasa konstruksi serta hampir 70 ribu penyedia bahan material.
“Maka dari itu, melalui program BISLAF, kami memfasilitasi UMKM agar lebih siap mengakses pendanaan dari lembaga keuangan, investor, hingga program pemerintah,” imbuhnya.
Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mendukung target pembangunan 3 juta rumah, antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan target pembangunan 350 ribu rumah subsidi, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk 38 ribu rumah, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bagi pembelian rumah di bawah Rp2 miliar, serta alokasi kredit program perumahan sebesar Rp130 triliun dengan bunga bersubsidi.
“Kami berharap UMKM memiliki kesiapan dalam menjawab kebutuhan pasar dan mampu menjelaskan identitas bisnis mereka di hadapan lembaga keuangan maupun investor. Karena itu, pemberdayaan UMKM ekosistem perumahan menjadi fokus kami, agar mereka memiliki kapasitas usaha dan kesiapan pendanaan yang memadai,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil, Ali Manshur, menuturkan kegiatan Intimate Business Matching ini merupakan puncak rangkaian Bootcamp Pendampingan Akses Pembiayaan dan Investasi bagi UKM ekosistem perumahan yang telah berlangsung sejak Juni 2025 yang berlangsung selama dua hari.
“Pada hari pertama, peserta mengikuti sesi Pitching for Business Success serta mentoring pembuatan pitchdeck. Sementara pada hari kedua, dilakukan Pitching dari 16 UKM secara luring dan daring, serta sesi One on One Speed Dating dengan lembaga pembiayaan,” kata Ali.
Ali menambahkan, tujuan utama kegiatan ini adalah mempertemukan pengusaha UKM dengan mitra strategis agar terjalin koneksi bisnis, peluang pendanaan, dan tindak lanjut pengembangan usaha. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberi manfaat nyata bagi semua pihak, baik UMKM, lembaga keuangan, maupun mitra pendamping,” tuturnya.
Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta secara hybrid ini melibatkan Kementerian UMKM, lembaga keuangan bank maupun non-bank, mitra pendamping INOTEK, serta UKM ekosistem perumahan yang telah mengikuti Bootcamp BISLAF. Lembaga pembiayaan yang hadir antara lain BTN, BRI, Shafiq, LBS Urun Dana, dan Dana Syariah.
“Saya berharap melalui kegiatan ini, UMKM tidak hanya memperkuat kualitas perencanaan bisnis mereka, tetapi juga mendapatkan akses pembiayaan yang relevan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha, sekaligus berkontribusi pada suksesnya pembangunan perumahan nasional,” tambahnya. (her)