Ekonomi

UMKM Menjaga Dapur Indonesia Tetap Menyala: Eco-Freeze System dari Ninja Cold Hadir Menjawab Kebutuhan Nyata Pelaku Frozen

INDOPOSCO.ID – Di banyak kota, ketika situasi berubah cepat mulai dari perubahan arus lalu lintas akibat aksi unjuk rasa hingga kejadian tak terduga di jalan yang pertama kali beradaptasi adalah para pelaku UMKM. Mereka memastikan kulkas warung dan ritel kecil tetap terisi, pesanan restoran tetap tiba, dan menu keluarga di rumah tak putus. Itu sebabnya UMKM menerut DJBP Kemenkeu disebut tulang punggung ekonomi nasional karena menyumbang >60% PDB dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja Indonesia.

Seperti dalam beberapa hari terakhir di bulan agustus lalu, Jakarta dan sejumlah kota mengalami perubahan rekayasa lalu lintas seiring gelombang aksi di sekitar DPR/MPR. Sejumlah ruas ditutup sementara dan layanan jalan tol dalam kota sempat dihentikan pada 30 Agustus di jam lain, arus kembali dibuka dan lancar tergantung kondisi lapangan. Bagi pelaku frozen, perubahan seperti ini nyata terasa di jadwal dan biaya.

Di saat yang sama, minat masyarakat terhadap frozen food terus menguat. Kajian pasar Ninja Xpress dan MNC Portal (2024) lebih dari 97% responden pernah membeli frozen food sampai dengan 2 kali seminggu. Untuk UMKM, ini peluang sekaligus tantangan: mutu beku harus konsisten hingga ke titik serah terima, tanpa membuat biaya meledak apalagi ketika rute pengiriman berubah mendadak.

“Ketika rute berubah, yang bikin kami tenang adalah ada bukti suhu –18°C dari titik muat sampai diterima. Selebihnya, kami bisa fokus ke produksi dan pelayanan. Oleh karena itu, Yang kami butuh itu dingin yang konsisten, bukan sekadar cepat.” Dasep Isbandi, Logistic Manager Pawon Sentra Tama.

Pawon Sentra Tama (bagian dari Cedea Seafood) adalah UKM yang memasok ke brand F&B seperti Shigeru, Genki Sushi, AEON Sushi, Shabu Hachi, hingga Hachi Grill. Bagi Pawon, tantangannya bukan hanya tiba tepat waktu, tapi tiba dalam kondisi -18°C yang terbukti agar penerimaan di dapur klien berjalan mulus dan kualitas tetap terjaga.

Merespons kebutuhan itulah, Ninja Xpress meluncurkan Eco-Freeze System: teknologi cold chain tanpa listrik yang menjaga suhu stabil hingga -18°C selama ±8-12 jam untuk rute pendek–menengah, tanpa komponen mekanis aktif. Modelnya pay-per-use (tanpa MOQ) sehingga ramah arus kas dan skala bertahap UMKM. Sistem ini mengadopsi praktik Jepang, sekaligus menghadirkan pencatatan suhu (temperature log) sebagai bukti mutu saat serah terima dokumen yang dicari buyer ritel/Horeka.

Dengan pendekatan ini, UMKM seperti Pawon:

● Lebih resilien menghadapi perubahan rute/hari operasional
● Lebih efisien karena membayar sesuai kebutuhan (tanpa investasi alat pendingin tambahan)
● Lebih terpercaya di mata klien, karena ada data suhu yang bisa ditunjukkan.

Ninja Cold memprioritaskan Jabodetabek dan Jawa Barat sebagai koridor awal, disusul perluasan bertahap ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kota-kota besar lain yang ditargetkan hingga akhir 2025 mengikuti peta kebutuhan UMKM. Tujuannya sederhana: membuat rantai pasok beku harian lebih cerdas, efisien, dan kredibel bagi pelaku usaha dari hulu ke hilir.

“Pelaku UMKM selama ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga kualitas produk beku mereka karena keterbatasan fasilitas cold chain. Dengan Eco-Freeze System, Ninja Xpress menghadirkan solusi logistik yang efisien, ramah lingkungan, sekaligus terjangkau dengan model pay per use tanpa minimum order. Inovasi ini memungkinkan UMKM fokus pada pengembangan produk dan perluasan pasar tanpa terbebani investasi besar,” jelas Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress. (srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button