Nasional

Diktisaintek Berdampak, UT Optimalkan Gubes Fokus pada Riset dan Hilirisasi

INDOPOSCO.ID – KementerianPendidikan Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mendukung Indonesia Emas di 2045 dengan program Diktisaintek Berdampak. Perguruan tinggi tak lagi menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi menjadi agen perubahan sosial dan ekonomi nasional.

“Kami ingin menjadi bagian program Diktisaintek Berdampak,” ujar Rektor Baru Universitas Terbuka (UT) Prof Ali Muktiyanto di sela-sela kegiatan Rektor Menyapa di kampus UT, Rabu (27/8/2025).

Untuk mewujudkan itu, menurutnya, UT terus mengoptimalkan peran guru besar (Gubes). Saat ini UT memiliki 35 Gubes.

“Kami akan optimalkan Gubes pimpin riset dengan target 15 artikel riset yang terpublikasi di jurnal internasional dan 5 di antaranya bisa dihilirisasi,” terangnya.

“Dengan demikian hasil riset bisa langsung memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini (riset,red) memiliki dampak nyata bagi masyarakat,” imbuhnya.

Ia menyebut UT memiliki anggaran riset yang cukup. Dari nilai Rp30 juta, Rp50 juta, Rp100 juta, Rp200 juta hingga nilai di atas Rp200 juta.

“Kita dorong riset yang dipimpin Gubes nanti orientasinya kolaborasi nasional dan internasional,” jelasnya .

“Kita ambil contoh hari ini Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) melakukan seminar internasional di Bogor. Dalam International Seminar on Business, Economics, Social Science, and Technology (ISBEST) mereka mengundang Malaysia, Australia dan Korea,” sambungnya.

Sementara kolaborasi nasional, masih ujar Ali, UT melakukan kolaborasi riset bersama 24 perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH). Seperti tahun lalu, menurutnya, UT menjadi tuan rumah kolaborasi riset.

“Intinya kami ingin optimalkan dana untuk fokus pada riset, kualitas pembelajaran, kualitas desiminasi ilmu pengetahuan,” katanya.

Di tempat yang sama, kepada indoposco.id, Direktur Belmawa (Pembelajaran dan Kemahasiswaan), Kemendiktisaintek Benny Bandanadjaja berharap, kampus UT dan mahasiswa UT mampu berkontribusi pada program Diktisaintek Berdampak.

“Mahasiswa jadi tidak hanya kuliah, tapi bisa melakukan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Benny.

“Mahasiswa UT harus menjadi mahasiswa Saintek yang inovator dan Solusionis dengan memiliki problem solving. Ini jadi kunci keberhasilan, dan terpenting lagi pendidikan karakter, sehingga menjadikan mahasiswa yang kreatif dan inovatif,” sambungnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button