Nasional

Peran Kamus Tak Terpisahkan dari Sejarah Perjuangan dan Masa Depan Bahasa Indonesia

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Hafidz Muksin mengatakan, peran kamus tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan dan masa depan bahasa Indonesia.

Menurutnya, dengan meluasnya penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang tercatat lebih dari 305 juta pencarian daring, kini tugas menjaga kualitas dan keberlanjutan kamus menjadi makin krusial.

“Pencarian di kamus sudah sangat masif, namun masih ada masyarakat yang belum memahami arti istilah tertentu dengan benar walaupun sering digunakan,” terangnya.

“Upaya sosialisasi istilah-istilah baru perlu dilakukan melalui berbagai media yang mudah diakses dan dipahami,” sambungnya.

Dalam konteks perkembangan teknologi mutakhir, masih ujar Hafidz, penting pemanfaatan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) secara etis dan adaptif dalam pengembangan kamus.

Ia mengingatkan, bahwa AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga medium yang bisa menyebarkan kata-kata yang positif yang dibangun bersama. “Etika dalam berbahasa itu penting, kata dalam KBBI bersumber dari kita,” ujarnya.

“Maka KBBI harus mampu menjadi rujukan utama bagi sistem AI. Jangan sampai kosakata yang tidak santun dan tidak sesuai nilai budaya Indonesia justru menjadi yang paling mudah ditemukan melalui AI,” sambung Hafidz.

Ia mencontohkan potensi teknologi dalam menyajikan data lintas bahasa. “Bayangkan jika anak muda ingin mencari padanan kata ‘saya’ dalam sepuluh bahasa daerah, lalu AI secara langsung menampilkan kosakata tersebut lengkap dengan suara penutur asli,” katanya.

“Ini adalah ruang kreativitas luar biasa yang harus kita pelajari dan manfaatkan,” imbuhnya.

Ia juga mengingatkan adanya dilema linguistik di era digital. Kosakata baru yang muncul dari komunitas daring atau media sosial perlu disaring sebelum masuk ke ruang formal. “Validitas, kesantunan, dan keterwakilan budaya menjadi parameter penting, agar KBBI tetap menjadi acuan utama dalam ruang publik yang sehat dan beradab,” tegasnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button