Tambak Udang Vaname Hasil Kolaborasi Dompet Dhuafa, Audy Dental dan ROIS OJK

INDOPOSCO.ID – Desa Wanayasa, Pontang, Serang, Bapak Mahyadi (56) setiap hari sibuk merawat tiga kolam tambak udang vaname. Bukan sekadar pekerjaan, tapi ladang harapan. Dari situ, ia bisa membiayai hidup keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anaknya — dua sedang kuliah, satu sudah lulus, dua lagi masih SD. “Alhamdulillah, saya bisa menyekolahkan dua anak saya sampai kuliah di UIN. Satu lagi baru saja lulus S1. Salah satunya berkat zakat yang disalurkan ke program ini,” ujar Pak Mahyadi.
Mahyadi sudah mengenal dunia tambak sejak kecil, belajar langsung dari orang tua dan kakeknya. Tapi zaman berubah. Tambak tradisional makin sulit menghasilkan, cuaca tak menentu, harga ditentukan tengkulak. “Kadang usaha udang seperti untung-untungan. Dan pernah waktu kena wabah, hampir 50% hasil panennya mati,” katanya.
Titik balik datang ketika ia ikut program Budidaya Udang Vaname Dompet Dhuafa sejak 2023. Program ini didanai zakat produktif, hasil kolaborasi dengan mitra kebaikan Audy Dental dan ROIS OJK. Bukan cuma modal, tapi juga pelatihan, alat, bibit, hingga pendampingan intensif. Ini merupakan hasil atas tata kelola dana zakat yang benar dan terserap dengan baik. Menjunjung tinggi azas kepatuhan sebagai lembaga zakat nasional, Dompet Dhuafa menyalurkan dan mendorong program zakat produktif dengan tepat.
Sistemnya pun beda. Bukan tambak biasa, tapi tambak bioflok—teknik budidaya modern yang mengandalkan kontrol kualitas air. Di mana kualitas air dijaga ketat dengan pengukuran harian pH, suhu, dan kadar garam. Hasilnya jauh lebih baik: dari yang tadinya hanya 200-400 kilo per siklus (tiga bulan), kini bisa sampai 800 kilo-1 ton.
Hasil panen udang dijual ke restoran, pasar, pemancingan laut yang membutuhkan udang hidup, dan pembeli langsung. Beberapa bahkan bilang, rasa udangnya manis dan segar. “Alhamdulillah, sekarang bukan cuma saya yang kerja. Tetangga juga ikut bantu panen dan packing, bantu bangun dan perawatan kolam, semua jadi dapat penghasilan,” kata Mahyadi.
Program ini lahir dari sinergi zakat produktif antara Dompet Dhuafa bersama Audy Dental dan ROIS OJK. Modal yang disalurkan dalam program ini berupa peralatan tambak seperti kincir air, bibit, mesin, obat-obatan, hingga pelatihan teknis. Pada panen raya yang berlangsung 16 Juli 2025, program ini telah menunjukkan keberlanjutan.
“Sebelumnya banyak warga yang kekurangan bahkan tidak punya penghasilan karena tambak konvensional tidak lagi produktif. Sekarang mereka bisa ikut panen, ikut membangun kolam, bahkan ikut belajar sistem modern. Zakat ini bukan sedekah sesaat, tapi benih kemandirian. Ini yang membedakan pendekatan Dompet Dhuafa,” ujar Ali Fikri, Local Leader – Koordinator Program Udang Vaname Dompet Dhuafa.
Dalam dua tahun berjalan, program ini sudah melibatkan lebih dari 10 warga sekitar. Bagi Pak Mahyadi, zakat yang dulu hanya dikenal sebagai bentuk amal, kini jadi ‘mesin’ pemberdayaan. Zakat ini bukan cuma bantu sesaat. Tapi membuat mereka mandiri.
Mahyadi kini bukan sekadar petambak, tapi simbol keberdayaan masyarakat pesisir. Kini, ia bermimpi menambah kolam, bahkan ingin buat produk turunan seperti sambal dan abon udang. “Biar manfaatnya makin luas. Anak muda juga bisa kerja. Desa bisa maju,” ujarnya optimis. (adv)