Nasional

Diterjang Rintangan, Wanda Hamidah Gaspol Teruskan Misi ke Gaza

INDOPOSCO.ID – Aktris sekaligus aktivis sosial, Wanda Hamidah, turut serta dalam misi kemanusiaan menuju Gaza, Palestina. Perempuan berusia 47 tahun itu menegaskan dirinya tak lagi sanggup menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang terus menjadi korban genosida.

Wanda bergabung dalam pelayaran menggunakan kapal Kaiseer yang bertolak dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, pada 16 September 2025. Ia menjadi satu-satunya perempuan dalam rombongan yang berlayar membawa bantuan kemanusiaan.

Perjalanan mereka sempat mengalami hambatan. Kapal sempat terdampar di Port De Peche, Kellibia karena mengalami kendala teknis. Namun, semangat tim tak surut. Pada hari ketiga pelayaran, mereka kembali melanjutkan perjalanan meski cuaca kurang bersahabat dengan angin kencang dan ombak besar.

“Kemungkinan kami akan berhenti sebentar di Italia untuk pengisian bahan bakar. Banyak yang tanya kapal Keiser belum ada di radar GSF (Global Sumud Flotilla), karena sejak awal memang belum dipasang tracker. Tapi nanti, saat pengisian bahan bakar, kapal Mali akan memberikan tracker kepada kami,” tulis Wanda dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Minggu (21/9/2025).

Misi ini disebut Wanda sebagai bagian dari gerakan sipil tanpa kekerasan (non-violent movement) yang dijamin oleh hukum internasional dan Konvensi Jenewa. Mereka berangkat dengan tujuan membuka koridor kemanusiaan dari blokade Israel di Gaza.

Namun, Wanda juga menyampaikan keprihatinannya bahwa upaya kemanusiaan semacam ini seharusnya tidak hanya dibebankan kepada warga sipil dan NGO (Non-Governmental Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat).

“Saat genosida semakin ganas di Gaza, seharusnya bukan lagi warga sipil dan NGO yang bergerak. Tapi negara. Bangunkan rakyat kita untuk menekan negara agar melakukan tindakan nyata menghentikan genosida ini,” tegasnya.

“Intervensi militer mutlak diperlukan untuk menghentikan genosida/pembantaian brutal dan pembunuhan massal di Gaza, Palestina!” tambah bintang film Imperfect itu.

Pelayaran ini menjadi simbol keberanian sekaligus jeritan nurani, bahwa di tengah gelombang dan ancaman, selalu ada harapan untuk menyuarakan kemanusiaan. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button