Blackout di Bali, Kegiatan Transportasi Rugi Besar

INDOPOSCO.ID – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkap, sejumlah transportasi umum perkotaan yang menggunakan metode pembayaran dengan uang elektronik di Bali sempat terdampak akibat blackout atau mati listrik terjadi beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua MTI Bali I Made Rai Ridartha, gangguan tersebut terjadi karena pemadaman listrik mempengaruhi jaringan telekomunikasi. Sebab, tanpa pasokan listrik, perangkat telekomunikasi dan infrastruktur jaringan lainnya tidak dapat beroperasi.
“Internet terganggu, kemudian dengan angkutan umum yang Trans Metro Dewata (TMD) menggunakan pembayaran elektronik. Baik dengan e-money dan QRIS itu tentu terganggu pembayarannya,” kata Rai Ridartha kepada INDOPOSCO melalui telepon, Jakarta, Sabtu (10/5/2025).
Angkutan umum TMD merupakan sistem transportasi bus raya terpadu yang beroperasi di Bali, khususnya di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
“Yang dikategorikan masalahnya hanya persoalan internet sistem pembayaran. Itu terjadi di Trans Metro Dewata dan Trans Sarbagita,” ujar Rai Ridartha.
Bus TMD diketahui ada 75 unit. Sementara Trans Sarbagita memiliki 10 unit, namun ada delapan unit beroperasi sisanya dicadangkan. Selain itu, angkutan umum lainnya turut terdampak.
“Kemudian berpengaruh juga pada layanan transportasi online, katakanlah ojol dan taksol (taksi online). Itu juga berpengaruh kita tidak bisa order,” tutur Rai Ridartha.
Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyatakan, konsumen yang dirugikan akibat blackout atau mati listrik massal di wilayah Bali berhak mendapatkan ganti rugi dari PLN. Ganti rugi tersebut berupa kompensasi keuangan, penggantian barang, atau tindakan perbaikan.
Hal itu sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 27 Tahun 2017 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik. Blackout di Bali terjadi pada, Jumat (2/5/2025) sore waktu setempat.
“Pemadaman memang membuat kerugian konsumen. Sudah ada ketentuan Permen ESDM, yang mengatur kompensasi kerugian bagi pelanggan listrik jika terjadi gangguan,” jelas Fabby Tumiwa terpisah melalui gawai, Jakarta, Jumat (9/5/2025) kemarin.
Pasokan listrik di Bali telah kembali normal pada, Sabtu (3/5/2025). Listrik mati itu diduga gangguan PLTU Celukan Bawang Unit 2 di Buleleng. (dan)