Nasional

Kemenkes Buka Suara Soal Isu Peningkatan Kompetensi Tukang Gigi

INDOPOSCO.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara soal rencana Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk meningkatkan skill alias kemampuan tukang gigi. Ternyata terdapat kesalahan pemahaman makna dalam konteks tersebut.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman, pernyataan yang diucapkan Menkes adalah Terapis Gigi dan Mulut (TGM). Mereka memiliki pendidikan formal dan bekerja di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

“Pernyataan Menkes yang akan mendidik tukang gigi agar bisa ditingkatkan skill-nya, merupakan kesalahan istilah. Jadi jelas Menkes tidak akan meningkatkan skill tukang Gigi,” kata Aji Muhawarman dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Upaya untuk mengembangkan kemampuan terapis gigi dan mulut didasari hasil cek kesehatan gratis (CKG), bahwa lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.

Sedangkan, jumlah dokter gigi kita kurang, per April 2025 di Indonesia terdapat 73,2 persen (7.475) Puskesmas yang sudah tersedia dokter gigi dan 26.8 persen (2.737) yang belum ada dokter gigi.

“Distribusinya pun lebih banyak di kota-kota besar, bukan di daerah, apalagi daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar),” ujar Aji.

Di samping itu, masih terdapat gap sebesar 10.309 orang antara jumlah dokter gigi yang tersedia dengan kebutuhan ideal secara nasional. Sementara itu, jumlah lulusan dokter gigi per tahun lebih kurang hanya sekitar 2.650 orang.

Selain itu untuk pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terdapat 38. Di lapangan, tidak semua Puskesmas memiliki tenaga maupun sarana prasarana yang memadai untuk menunjang pelayanan gigi dan mulut secara optimal.

“Melihat situasi tersebut, perlu terobosan cepat dan serius untuk memperbaiki kualitas kesehatan gigi masyarakat,” ucap Aji.

Menkes Budi Gunadi berbicara soal pelatihan keterampilan bagi tukang gigi agar dapat berkontribusi dalam pelayanan. Mengingat hasil CKG yang dilakukan pemerintah menunjukkan bahwa tingginya angka keluhan gigi.

“Saya lagi ngomong sama kedokteran gigi. Ternyata, dokter gigi ini sekolahnya mahal, sekolahnya susah. Maka kami lobi supaya lebih banyak lagi. Kalau nggak, mendidik tukang gigi agar bisa ditingkatkan skill-nya,” ucap Budi Gunadi terpisah saat kunjungan ke Solo, Jawa Tengah baru-baru ini. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button