Nasional

Kemenag: Generasi Muda Harus Terapkan Nilai-Nilai Deklarasi Istiqlal Lewat Budaya

INDOPOSCO.ID – Direktur Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Zayadi menjelaskan, kegiatan Ngaji Budaya bertujuan untuk mendorong pelestarian budaya Islam di Nusantara. Menjadikan sebagai warisan intelektual dan spiritual yang sejalan dengan prinsip-prinsip Deklarasi Istiqlal, dalam menjaga keberagaman dan memperkokoh identitas keislaman yang moderat.

“Ngaji Budaya hadir sebagai ruang dialog dan edukasi untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” jelas Ahmad di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Pada kesempatan yang sama, akademisi dan filolog Oman Fathurrahman menegaskan bahwa pesan moral dalam Deklarasi Istiqlal menekankan pentingnya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan di tengah keberagaman.

“Kerukunan umat beragama harus dimaksudkan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat luhur kemanusiaan, meski saling berbeda,” ujar Oman.

Ia menambahkan bahwa nilai-nilai agama seharusnya menjadi solusi atas terjadinya kejahatan kemanusiaan dan kerusakan lingkungan. “Tanggung jawab moral kita sebagai umat beragama adalah memastikan bahwa bumi tetap lestari untuk generasi mendatang,” tegasnya.

Dia mengusulkan 3 usulan untuk mewujudkan pesan Deklarasi Istiqlal melalui kebudayaan, di antaranya, penguatan literasi keagamaan berbasis budaya dengan memperdalam bacaan dan literasi keagamaan melalui tradisi serta artefak budaya Nusantara.

Lalu, memperbanyak dialog lintas agama dan budaya guna menekankan persamaan daripada mempermasalahkan perbedaan. Dan, melestarikan tradisi dan artefak budaya yang bernafaskan agama sebagai cerminan bagaimana umat menghayati dan mengekspresikan ajaran agamanya.

Sementara itu, Susi Ivvaty dari Lesbumi NU menyoroti bagaimana Islam di Nusantara berkembang dalam harmoni dengan budaya lokal.

Ia menjelaskan bahwa kebudayaan Islam Nusantara merujuk pada pengembangan Islam di wilayah kepulauan Nusantara, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei, serta sebagian Filipina dan Thailand Selatan.

“Islam di Nusantara tidak hadir dalam ruang hampa, melainkan beradaptasi dengan tradisi lokal dan budaya pribumi setempat,” ungkap Susi. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button