Ketua KAN: Kepatuhan Pelestarian Lingkungan itu Investasi

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang juga Ketua KAN (Komite Akreditasi Nasional) Kukuh S Achmad mengatakan, laboratorium pengujian di bidang pelestarian lingkungan menjadi amanat undang-undang (UU) standarisasi dan Penilaian Kesesuaian.
“Pelestarian lingkungan wajib kita lakukan,” ujar Kukuh S Achmad ditemui INDOPOSCO.ID di sela-sela kegiatan Strategic Relation Meeting 2025 dengan tema “Compliance is an Investment, PT Unitest Presisi Indonesia di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Ia menuturkan, pemenuhan kewajiban tersebut diimplementasikan dengan standar. Dan itu merupakan satu kepatuhan yang sangat penting. “Kalau di standar internasional ada ISO. Dan kepatuhan itu sebuah investasi,” ucapnya.
Ia mengatakan, laboratorium PT Unitest Presisi Indonesia di Yogyakarta dikelola oleh sumber daya manusia (SDM) dari generasi muda. Dan itu sejalan dengan visi dan misi Indonesia emas 2045. “Mereka sudah terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan hasil pengujiannya telah terstandardisasi internasional,” katanya.
Menurut dia, hingga saat ini BSN telah mengeluarkan sedikitnya 15.000 Standar Nasional Indonesia (SNI). Dan jumlah tersebut setiap hari bertambah. “Dan sedikitnya ada 10.000 SNI yang dinyatakan tidak berlaku. Pada mulanya ini sifatnya sukarela, tapi untuk kategori keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan SNI diwajibkan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Unitest Presisi Indonesia, Maulana Arif Rahman Hakim menjelaskan, melalui diskusi peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang pentingnya kepatuhan lingkungan, manfaat jangka panjang dan cara mengatasi tantangan dalam penerapannya.
Selain itu, menurut dia, dengan pendekatan yang kolaboratif, kegiatan bertujuan untuk mendorong perubahan paradigma di kalangan pelaku usaha, dari kepatuhan yang bersifat reaktif menjadi proaktif. “Dalam jangka panjang, kita harapkan dapat menciptakan budaya kepatuhan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan,” katanya.
“Kesadaran bahwa kepatuhan lingkungan adalah investasi akan memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Dikatakan dia, kegiatan juga dirancang untuk memberikan wawasan tentang bagaimana kepatuhan tidak hanya membantu perusahaan menghindari risiko hukum dan reputasi, tetapi juga dapat menjadi investasi strategis yang mendorong keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis.
“Kepatuhan bukan hanya soal mengikuti aturan, tetapi juga merupakan komitmen kami terhadap integritas dan keberlanjutan bisnis,” ungkapnya. (nas)