Menteri Wihaji Perlu Bersinergi Secara Internal Maupun Eksternal

INDOPOSCO.ID – Sesuai Asta Cita Presiden Nomor 4 untuk mencapai Indonesia Emas 2045, peran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) sangat strategis.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam mencapai Indonesia Emas 2045 adalah masih tingginya prevalensi angka stunting di Indonesia, yang saat ini tercatat 21,5 persen (SKI 2023). Dibanding tahun sebelumnya angkanya hanya turun 0,1 persen.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN memiliki program percepatan Quickwin. Program ini mencakup lima inisiatif utama, yaitu Taman Asuh Anak (Tamasya), Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan (Gate), Lansia Berdaya, dan aplikasi berbasis kecerdasan buatan AI-Super App tentang Keluarga. Tentunya 5 (lima) program quickwin butuh sinergitas multi sektoral.
“Kementerian kita kementerian pentahelix, kementerian multi sektoral yang harus bersinergi dengan kementerian lain sekaligus bersinergi secara internal antar kedeputian”, kata Dr. Wihaji Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN, setelah melaksanakan latihan baris berbaris dilanjutkan dengan makan bersama yang dilaksanakan di Seskoad, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (18/01/2025).
Wihaji menambahkan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari Bapak Presiden Prabowo Subianto setelah melantik
Menteri dan Wakil Menteri di kabinet Merah Putih, sebagai Kementerian baru dengan nomenklatur baru dan menyusun SOTK baru dengan penempatan orang-orang, maka dibutuhkan penyamaan persepsi agar jajaran di Kemendukbangga/BKKBN dapat kompak, bersinergi dan disiplin.
“Semangat dari retreat ini adalah agar kompak, fokus dan kerjasama, terutama di kita ada 5 (lima) kedeputian butuh kekompakan, sinergi dan fokus agar masing-masing kerja dengan baik, melayani masyarakat untuk bangsa dan negara”, tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ BKKBN, Ratu Isyana Bagoes Oka, S.Sos menjelaskan kolaborasi yang dilakukan.
“Pada kegiatan ini kami menggandeng Bappenas untuk menyatukan pemahaman demografi menuju Indonesia Emas 2045. Kami perlu mendapatkan masukan dari Bappenas, apa yang dapat kita kolaborasikan dan yang perlu dilakukan oleh Kemendukbangga/BKKBN,” katanya.
Wamen Isyana mengatakan pihaknya berkoordinasi terus dengan Bappenas, kira-kira di bagian mana Kemendukbangga bisa berkontribusi dan nantinya jika angka-angka itu bisa didapatkan dan dipetakan dengan baik, bisa dipetakan potensi ataupun lapangan pekerjaan yang tersedia atau yang perlu disediakan dan diadakan nantinya.
“Perlu ada link and match antara ketersediaan lapangan pekerjaan dengan apa yang nantinya akan ditelurkan oleh universitas-universitas. Ini bukan PR yang bisa dituntaskan dengan segera, ini pekerjaan panjang tapi harus dimulai dari sekarang,” ucap Isyana. (ney)