Fraksi PKS Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis Menuju SDM Indonesia Berkualitas
INDOPOSCO.ID – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Pereakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Jazuli Juwaini mengapresiasi langkah pemerintah yang telah merealisaskkan program makan bergizi gratis (MBG) secara nasional pada Senin (6/1/2025).
Menurutnya, penerima MBG yang menyasar balita, pelajar, dan ibu menyusui diharapkan sesuai tujuannya sebagaimana janji Presiden Prabowo Subianto saat kampanye, untuk meningkatkan gizi anak-anak sehingga kualitas SDM semakin unggul di masa depan.
“Program ini merupakan langkah strategis pemerintah yang riil dan konkrit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, mengatasi stunting, juga menggerakkan ekonomi masyarakat,” ucap Jazuli dalam keterangannya yang diterima indoposco.id, Selasa (7/1/2025).
“Persoalan gizi bagi anak-anak masa depan bangsa ini adalah persoalan penting dan strategis. Apresiasi Presiden Prabowo dan jajaran pemerintah yang serius menyiapkan dan mengeksekusi program MBG. Kita ingin anak-anak Indonesia sehat dan cerdas baik secara intelektual, emosional dan spiritual,” sambung Jazuli.
Anggota DPR Dapil Banten ini berharap semua pihak turut mensukseskan program nasional ini khususnya pemerintah daerah dan satuan-satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas sebagai sentra pemasok makanan untuk penerima manfaat program.
“Kita semua menyambut suka cita program ini dan memastikan anak-anak kita benar-benar mendapatkan makanan yang bergizi sehingga berdampak langsung pada kesehatan dan kecerdasan mereka,” harapnya.
“Fraksi PKS juga ikut memastikan agar program ini berjalan baik, transparan, akuntabel dan tepat sasaran sehingga berdampak maksimal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan,” pungkasnya menambahkan.
Sebelumnya pemerintah menjelaskan, selama tiga bulan pertama diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat, yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025. (dil)