Pemborosan Pangan di Indonesia Tinggi, Bapanas: Capai 45-112 Juta Ton di 2045

INDOPOSCO.ID – Pemerintah melakukan uji coba penyelamatan pangan. Program tersebut merupakan langkah konkret dalam mengatasi ketahanan pangan dan gizi di Indonesia, sekaligus mengurangi pemborosan pangan.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis mengatakan, inisiatif ini dapat menemukan mekanisme yang efektif dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan pangan. Sehingga mendukung peningkatan gizi masyarakat, khususnya untuk anak-anak sekolah.
“Uji coba kolaboratif ini dirancang untuk menemukan sistem penyelamatan pangan yang sistematis,” kata Nita Yulianis dalam keterangan, Rabu (6/11/2024).
Ia menyebut, tingkat pemborosan pangan di Indonesia masih tinggi, diperkirakan mencapai 45-112 juta ton per tahun pada 2045. Penyelamatan pangan yang sistematis melalui kemitraan lokal, menurutnya, agar pangan yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah.
“Tentu penyelamatan ini dengan mengintegrasikan pemilahan dan redistribusi pangan dengan perencanaan menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA),” katanya.
Nita menambahkan sekitar 40 persen sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) adalah sampah organik yang berasal dari pemborosan pangan. Uji coba diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan pangan yang lebih efisien.
Ketua Pusat Inovasi Kesehatan Prof Pande Putu Januraga menambahkan, bahwa pendekatan riset dalam konteks ini masih tergolong baru dan penting untuk dikembangkan. Riset dalam program ini bertujuan mengidentifikasi titik kritis pada proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi surplus pangan.
“Melalui pemetaan kritis ini, kami berharap dapat menyusun rekomendasi yang lebih baik terkait kualitas pangan dan regulasi pendukung,” katanya.
“Pendekatan ini unik karena menekankan penelitian komprehensif untuk mengevaluasi setiap tahap agar hasilnya lebih tepat sasaran,” imbuhnya.
Sementara itu, Country Director GAIN Indonesia Agnes A. Mallipu mengatakan, bahwa peluncuran uji coba merupakan contoh nyata kolaborasi. “Ini adalah langkah konkrit memperkuat ketahanan pangan sambil menjaga keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Menurut dia, sebagai wilayah pariwisata dengan surplus pangan, Bali memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan lokal. “Dengan uji coba ini diharapkan dapat merekomendasikan mekanisme redistribusi pangan yang efektif untuk peningkatan gizi anak sekolah,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Hera Nurlita. Ia menekankan agar mekanisme redistribusi pangan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses terhadap pangan bergizi. Dan sekaligus memperkenalkan cara konsumsi yang sehat.
Diketahui, uji coba penyelamatan pangan diinisiasi oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT), dan Scholars of Sustenance Indonesia (SOS) Bali.
Dan SDN 2 Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali akan menjadi contoh penerapan model redistribusi pangan berkelanjutan untuk mendukung gizi anak sekolah. (nas)