Nasional

Program THK Dompet Dhuafa 1445 Hijriah Usung Tema 3 PASTI

INDOPOSCO.ID – Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa 1445 Hijriah menargetkan penerima manfaat dari hulu maupun hilir. Di hulu, THK merangkul para peternak binaan dan mitra Dompet Dhuafa sebagai penerima manfaat program di bidang peternakan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pendampingan yang intensif, harapannya dapat menumbuhkan jumlah peternak mandiri. Sementara di hilir, THK berkomitmen mendistribusikan hingga pelosok Indonesia dan ke luar negeri.

Hal tersebut merupakan komitmen Dompet Dhuafa dalam meratakan konsumsi daging bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya wilayah-wilayah minus kuota daging kurban. Sehingga di kota-kota besar tidak lagi memiliki catatan surplus daging kurban.

“Cukup banyak invoasi yang kita lakukan, ragam program kami gulirkan dengan menyasar masyarakat-masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Berbasis peternakan rakyat dan ingin memutus kartel-kartel peternakan. Sehingga kita dapat menyasar penerima manfaat yang lebih luas,” kata General Manager Komunikasi dan Teknologi Informasi, Dian Mulyadi dalam sambutannya di acara media briefing “Bagaimana Kurban Menggerakkan Peternakan Rakyat, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Dompet Dhuafa, dalam program THK 1445 Hijriah mengusung semangat tema 3 PASTI yakni PASTI Jantan, program THK berkomitmen untuk memastikan hewan kurban yang disembelih adalah berkelamin jantan sehingga dapat menjaga pasokan daging untuk periode berikutnya.

Selanjutnya, PASTI Lolos Quality Control, merupakan hal terpenting dalam penyediaan hewan kurban agar layak secara mutu kesehatan, bobot optimal dan usia hewan kurban yang pantas untuk digunakan saat kurban nanti. Dompet Dhuafa bekerja sama dengan dinas kesehatan hewan dan menjaga asupan pangan, serta kebersihan kandang. Dompet Dhuafa juga dapat menjaga mutu kualitas maupun kuantitas hewan kurban.

Terakhir, PASTI Distribusi hingga Pelosok Negeri, hal ini sebagai komitmen Dompet Dhuafa dalam meratakan konsumsi daging kurban di wilayah-wilayah dengan minus pasokan daging kurban setiap tahunnya.

“Sebanyak 40 persen kebutuhan daging masih impor bagi Indonesia. Akan sangat berbahaya bila kita terus menerus mengimpor daging. Belum lagi tingkat konsumsi daging yang belum merata di masyarakat. Dengan adanya kurban diharapkan ada peningkatan baik konsumsi daging maupun memperbaiki tingkat gizi di masyarakat pedesaan. Selama ini kita ada kendala, tumbuhnya sektor peternakan terhambat oleh pergerakan kartel yang masih luas. Lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa diharapkan dapat memutus mata rantai pergerakan kartel di sektor peternakan. Sehingga pembeli dengan peternak dapat langsung bertransaksi,” ujar Senior Researcher CORE Indonesia Muhammad Ishak Razak dalam paparannya.

Menurut data CORE Indonesia, perputaran kurban tahun lalu mencapai Rp24,3 triliun. “Peningkatan indukan sapi harus tercapai, pertumbuhan sapi domestik tidak sampai 5 persen. Sementara pertumbuhan konsumsi daging cukup tinggi. Maka hal ini harus tertutupi dengan pengadaan dari impor,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, narasumber lainnya, Agus Salim, pedamping peternak Dompet Dhuafa Banten mengungkapkan, daya serap kurban di wilayah perkotaan cukup besar, hal inilah banyak menyerap hewan kurban dari peternak daerah-daerah. Bahkan, lanjutnya, sangat jarang daerah-daerah melakukan kurban.

“Hadirnya Dompet Dhuafa dalam program Tebar Hewan Kurban menjadi perubahan dalam pengelolaan kurban, sehingga daerah-daerah pelosok penyerapan ternak, turut merasakan kehadiran kurban di wilayahnya,” ucapnya.

Secara model bisnis bisa kami terapkan, yaitu breeding (pembibitan) untuk jangka panjang, fattening (penggemukan) untuk pasar kurban, trading (penjualan) untuk pasar aqiqah. Industri breeding harus terus digalakkan karena akan mempengaruhi pengadaan hewan ternak. Dan ketersediaan bank pakan dalam menerapkan industry tersebut.

Di sisi lain, Iwan selaku Penerima Manfaat Program Peternakan Dompet Dhuafa Banten mengatakan, setiap Idul Adha, kadang ada kadang tidak daging kurban, itupun jika ada hanya seekor hewan saja.

“Saya awalnya intervensi dari Kampus Bisnis Umar Usman dengan 20 ekor hewan ternak. Alhamdulillah tahun ini Dompet Dhuafa Banten mendorong saya untuk terus memajukan peternakan. Saat ini mencapai 100 ekor ternak yang saya Kelola,” terangnya.

Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) 1445 Hijriah Bobby P Manullang mengatakan, Dompet Dhuafa dalam pendistribusian daging kurban ke Palestina dilakukan dengan kalengan, ini untuk mencegah pembusukan daging.

“Kalengan udah semi bumbu, sehingga pertimbangan kita untuk Palestina kita targetkan hewan sapi,” tuturnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button