Nasional

Jelang Pemilu 2024, Masyarakat Diminta tak Terhasut Berita Hoax

INDOPOSCO.ID – Di era digital saat ini, masyarakat sangat mudah mengakses informasi secara online dan real time. Oleh karenanya dibutuhkan edukasi bagi masyarakat, agar bersikap bijak dan kritis. Sehingga tidak mudah termakan berita hoax.

“Edukasi literasi digital bagi masyarakat sangat penting. Agar mereka bijak dan kritis menghadapi berita bohong (hoax) saat pesta demokrasi 2024,” ujar Dosen Universitas Bengkulu Luluk Maktumah dalam keterangan, Sabtu (25/11/2023).

Berita hoax, menurut dia, adalah berita bohong yang tidak ada sumbernya. Diperlukan sikap yang kritis dan tidak langsung percaya saat menemukan berita hoax.

“Kita wajib untuk cek terlebih dahulu akan sumber beritanya, agar kita tidak termakan berita hoax,” katanya.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dan langsung ikut menyebarkan berita yang didapatkan dari media sosial (Medsos). Karena mendekati pemilu pasti akan banyak berita-berita hoax yang bertebaran di media sosial.

“Banyak berita atau konten di media sosial yang belum tahu sumbernya, sudah langsung kita share. Apalagi dalam menyambut pemilu. Kita harus bijak sebelum melakukan tindakan dikarenakan, semua itu ada konsekuensinya,” katanya.

Di pasal 28 ayat 1, menurut dia, penyebar hoax terancam pidana hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp1 milyar. “Itu hanya dikarenakan tidak bisa menahan jari jari kita yang tidak terkontrol akibat terpengaruh emosi lalu share di status whatsapp atau Instagram,” bebernya.

Menurut Luluk, berita hoax mudah menyebar karena kebanyakan orang dalam menanggapi berita atau konten di sosial media terlalu mengikuti emosinya dan kurang bisa menanggapi secara rasional.

Hal itu berbahaya karena bisa membentuk polarisasi dan memicu perpecahan. “Kenapa hoax bisa mudah menyebar karena ada perasaan terancam, perasaan marah, perasaan curiga yang berlebihan,” katanya.

“Punya rasa tidak percaya diri yang memiliki pemikiran tidak rasional dan hanya mengikuti emosinya saja untuk membentuk polarisasi yang bisa memicu perpecahan,” imbuhnya.

Ia menekankan agar pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk bisa lebih bijaksana dalam menanggapi perbedaan pendapat, dan tidak ada sikap intimidasi dan saling fitnah hanya dikarenakan berbeda pendapat.

“Agar pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, perlu kearifan dan kebijaksanaan dari kita semua,” ujarnya.

“Termasuk yang ada disini dalam menanggapi perbedaan pendapat. Tidak boleh merasa yang paling sempurna, perlu sikap bijak dalam memilih. Tidak boleh melakukan tindakan yang bisa membuat perpecahan dikarenakan perbedaan pendapat yang berujung intimidasi dan fitnah,” imbuhnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button