Menapaki Jalur Naik-Turun dan Sempit, Mensos Sambangi Korban Longsor di Bandung

INDOPOSCO.ID – Bencana tanah longsor di Kampung Cukang Genteng, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tak luput dari perhatian Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Kontur geografis Kampung Cukang Genteng yang berada di ketingggian dengan jalur yang sempit dan naik-turun tidak membuat Mensos dan rombongan meninjau lokasi tersebut.
Mensos memeriksa dari dekat rumah warga yang roboh diterjang longsor di Kampung Cukang Genteng RT 01/01, Desa Cukang Genteng, Kecamatan Pasir Jambu. Rumah warga yang roboh berdiri di kemiringan tebing. Rumah nahas ini satu-satunya yang roboh di antara rumah yang lain.
Didampingi Kadinsos Kabupaten Bandung Nina Setiana dan Kepala Desa Cukang Genteng Rosiman, Risma tampak menyusuri kampung yang padat penduduk tersebut sambil membagikan makanan kepada anak-anak. Mereka tampak sudah menunggu kedatangan Mensos dengan berjajar di sepanjang jalan.
Baca Juga : Tangani Pandemi Covid-19, Poltekesos Kemensos Berikan Layanan Psikososial
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga menemui keluarga korban dan berbincang-bincang singkat. Mensos menanyakan kronologis kejadian. Kepada keluarga korban, Risma menyampaikan ucapan bela sungkawa atas peristiwa yang menimpa keluarga korban dan meminta mereka bersabar dan tawakal.
Insiden longsor menyebabkan seorang anak balita di keluarga tersebut meninggal dunia. Sementara ayah dan ibunya menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang dan kini sudah rawat jalan.
Mensos menyatakan, kedatangannya untuk menemui korban terdampak longsor dan memberikan santunan untuk anak yatim di sekitar lokasi. Terkait dengan kemungkinan Kemensos mendirikan lumbung sosial, pihanya masih melakukan kajian.
Baca Juga : Dua Anak Berkepala Kecil itu Menarik Perhatian Mensos Risma, Bantuan pun Mengalir
“Kita lihat dulu ya. Karena kondisinya berbeda (dengan daerah lain) kan? Nanti kalau dibutuhkan kita akan siapkan. Staf saya masih akan merundingkan kemungkinan itu,” kata s Risma kepada awak media di lokasi longsor di Kampung Cukang Genteng, Senin (29/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut, santunan kematian diberikan kepada ahli waris atas nama Meysa Nandia (2/anak) sebesar Rp15 juta. Dan dua korban luka ringan atas nama Nandi (23/ayah/suami) dan Nur Kustia Nengsih (21/ibu/istri) masing-masing Rp2,5 juta. Dengan demikian total santunan sebesar Rp20 juta. Ada pun korban luka setelah dirawat di RSUD Soreang diperbolehkan pulang dan kini tinggal di rumah famili.
Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik untuk Kabupaten Bandung berupa family kit sebanyak 30 paket, kids ware sebanyak 30 paket, foodware sebanyak 30 paket, peralatan dapur keluarga sebanyak 30 paket, tenda gulung merah 20 lembar, kasur merah 30 unit, wearpack dan peralatan 3 paket, dan sembako 15 paket. Total untuk santunan dan bantuan logistik Rp72.460.730.
Pada kesempatan sama, Mensos juga menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa pemenuhan kebutuhan dasar, nutrisi, dan aksesibilitas kepada anak yatim, piatu, serta yatim piatu, penyandang disabilitas, dan korban bencana alam.
Bantuan diberikan kepada 20 orang berupa uang dan paket kebutuhan nutrisi dengan perincian antara lain lima anak yatim piatu yang sudah bersekolah mendapatkan uang senilai Rp600.000 dan paket kebutuhan nutrisi senilai Rp300.000, dua orang anak yatim piatu yang belum bersekolah mendapatkan uang senilai Rp900.000, dan paket kebutuhan nutrisi senilai Rp300.000, serta 12 orang anak korban bencana alam longsor di wilayah Kabupaten Bandung mendapatkan paket pemenuhan dasar dan nutrisi.
Selain 19 anak tersebut, satu orang Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (PDSN) mendapatkan satu unit laptop yang telah dipasang aplikasi pembaca layar senilai Rp8.000.000. Sebagai informasi, bantuan berupa uang seluruhnya disalurkan melalui rekening bank Mandiri.
“Nak, pergunakan baik-baik bantuan ini untuk sekolah dan kehidupan sehari hari ya, semoga bermanfaat dan bisa membantu,” kata Mensos Risma kepada anak-anak penerima bantuan.
Mensos menyampaikan himbauan kepada semua pihak terkait besarnya potensi bencana yang mungkin masih akan terjadi ke depan. Mengutip prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tertinggi akan terjadi pada Februari 2022 mendatang.
Ia meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan dan melakukan mitigasi, sehingga mengurangi resiko akibat bencana. (dan)