Nasional

Pentingnya Kesadaran Masyarakat Lindungi Laut Indonesia dari Sampah

INDOPOSCO.ID – Kondisi ekosistem laut di Indonesia kian memprihatinkan. Banyak kerusakan yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri. Salah satunya, akibat meningkatnya sampah plastik.

Menurut Lebreton dalam River Plastic Emissions to The World’s Oceans (2015), masalah sampah di Indonesia umumnya disebabkan aktivitas antropogenik dari darat masuk ke laut melalui sungai-sungai yang ada.

Data menunjukkan, sebanyak 80 perden sampah laut berasal dari sampah yang dihasilkan di daratan yang berasal dari kegiatan antropogenik manusia. Sementara itu, sampah asli dihasilkan dari aktivitas laut sendiri hanya sejumlah 20 persen.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary mengatakan, bahwa pentingnya prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Kondisi-kondisi seperti ini perlu kita kelola dengan baik, direfleksikan dalam langkah-langkah komunikasi, informasi, dan penyadar-tahuan atau edukasi (KIE),” kata Septriana Tangkary dalam keteranganya, Sabtu (25/9/2021).

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, KKP/Koordinator Pokja 3 Tim Pelaksana RAN PSL, Muhammad Yusuf menyampaikan, dari total sampah terkumpul sebesar 20.824.689 jenis. Sampah puntung rokok menempati posisi pertama dengan jumlah 2.412.151.

Sementara sisanya ialah sampah pembungkus makanan dan sampah plastik berupa botol minuman, kantong keresek, sedotan plastik, wadah plastik, tutup minuman plastik dan styrofoam. Itu berdasarkan laporan International Coastal Cleanup 2018.

“Yang harus kita lakukan dalam menangani sampah, antara lain mengurangi penggunaan produk sekali pakai (reduce), menggunakan ulang (reuse), mendaur ulang (recycle),” tutur Yusuf.

Yusuf mengimbau agar masyarakat bersama-sama melindungi laut Indonesia dari sampah agar, laut bersih ekosistem laut sehat, ikan melimpah, dan masyarakat sejahtera.

“Mendukung dan turut serta dalam gerakan penghentian dan pencegahan produk-produk sekali pakai (refuse), dan perubahan mindset masyarakat bahwa laut bukan “keranjang sampah” (rethink),” tambah Yusuf. (dan)

Back to top button