Airlangga Tafsirkan Warisan “Apem” Ki Ageng Gribig Majukan Ekonomi

INDOPOSCO.ID – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menafsirkan warisan “apem” leluhurnya, seorang ulama besar Jawa yang berdakwah di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Ki Ageng Gribig, sebagai upaya memajukan ekonomi.
Airlangga menuturkan hal itu saat mengadakan haul Ki Ageng Gribig di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021) malam.
Sebagai tuan rumah haul, Airlangga menjelaskan kalau dirinya hadir di acara itu bukan sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan juga Menko Perekonomian. Airlangga menjelaskan apa yang dirinya lakukan bersama keluarga sebagai upaya melestarikan tradisi yang diwariskan Ki Ageng Gribig. Demikian seperti dikutipAntara, Jumat (24/9/2021).
Salah satunya adalah warisan tradisi bagi-bagi kue apem pada masyarakat yang disebut Airlangga bermakna untuk memajukan perekonomian masyarakat. Dia mengatakan apa yang dia jalani bersama keluarga sebagai upaya melestarikan tradisi yang diwariskan Ki Ageng Gribig.
“Sebagai dzurriyah, anak cucu, cicit yang selalu nyadong berkah ke leluhur. Kita rutin mengadakan haul Ki Ageng Gribig, menjalankan amanat ayah saya Pak Hartarto. Harapannya, tidak lain dan bukan kami takzim pada leluhur. Rasa terima kasih selama hidupnya menyebarkan agama Islam, berjuang melawan penjajahan serta berjuang untuk Indonesia,” tuturnya.
Ketua Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) ini mengharapkan atas washilah leluhurnya Ki Ageng Gribig, pandemi Covid-19 bisa segera diangkat serta ekonomi kembali pulih.
Airlangga menceritakan kalau Ki Ageng Gribig memiliki kebiasaan memberikan apem dengan melantunkan wirid Ya Qowiyyu. Meski begitu dalam 2 tahun ini, dia mengaku tidak melakukannya karena masih berasa dalam suasana pandemi Covid-19.
Airlangga juga berterus terang, bersama keluarga mendapatkan inspirasi menafsirkan kata apem. A diartikan sebagai akar sejarah yang kuat yaitu menjaga tradisi, budaya serta warisan para pahlawan bangsa.
Huruf P diartikan persatuan serta kesatuan yaitu menjaga kerukunan, menanamkan toleransi, menjaga kemajemukan serta kebinekaan.
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, huruf E berarti ekonomi kerakyatan pembangunan ekonomi harus dipusatkan untuk kemakmuran rakyat, serta huruf M diartikan masyarakat yang maju, beragama, ber-akhlakul kharimah (akhlak yang terpuji), terciptanya masyarakat yang maju, berilmu pengetahuan serta teknologi berdasarkan iman dan takwa, berbudi pekerti luhur.
“Nilai-nilai APEM inilah menjadi garis perjuangan saya dimanapun saya berada. Dan ini menjadi amanah keluarga untuk dijaga dan dijalankan,” tuturnya.
Ki Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang bisa menggabungkan unsur ilahiyah dengan budaya masyarakat serta membantu ekonomi masyarakat. Meski sudah ratusan tahun lalu wafat, Airlangga menjelaskan sampai sekarang apa yang dilakukan tetap bermanfaat membangun ekonomi masyarakat sekitar.
“Semoga tahlil dan doa yang kita panjatkan dikabulkan Allah, semoga washilah Ki Ageng Gribig, pandemi dapat diangkat oleh Allah SWT, rakyat kembali sejahtera,” tandasnya.
Menutup sambutan, Airlangga memohon restu agar senantiasa selamat dalam menjalankan tugas menanggulangi Covid-19 serta mengembalikan ekonomi agar rakyat kembali menikmati.
“Saya minta restu agar semoga senantiasa teguh menjaga nilai yang diajarkan si mbah Ki Ageng Gribig dan selamat menjalankan amanah dalam tugas melawan pandemi Covid-19, mengembalikan ekonomi sehingga masyarakat bisa sejahtera,” tutup Airlangga. (mg2/wib)