Nasional

Ini Strategi Mensos Percepat Penanganan Kemiskinan

INDOPOSCO.ID – Menteri Sosial Tri Rismaharini memaparkan strategi Kementerian Sosial mengakselerasi penanganan kemiskinan, bertumpu pada dua pilar penting yaitu meningkatkan pendapatan serta mengurangi pengeluaran.

Risma menyatakan, peningkatan pendapatan dilakukan dengan menghidupkan “mesin kedua” perekonomian, serta pelakunya bisa ibu atau bapak di dalam rumah tangga.

“Untuk menghidupkan mesin kedua bisa dilakukan dengan memberikan peluang kerja atau meningkatkan kemampuan kewirausahaan. Dengan demikian, dalam keluarga tersebut pasangan suami istri sama-sama memiliki kegiatan produktif,” tutur Risma dalam keterangannya di Rapat Kerja dengan Komite III DPD RI seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa (21/9/2021).

Dalam paparannya Risma menyampaikan pemerintah fokus pada program untuk menekan pengeluaran keluarga miskin dan rentan seperti pengeluaran sehari-hari yang menyangkut kebutuhan sandang, pangan serta papan.

“Di sini pemerintah mengurangi beban ekonomi melalui keberpihakan penerapan kebijakan subsidi secara proporsional serta dengan bantuan sosial yang mencakup kebutuhan pokok (sembako) serta kesehatan dan pendidikan,” tutur Risma.

Untuk meningkatkan pendapatan, Kemensos menghubungkan penerima manfaat yaitu pemulung, gelandangan serta pengemis dengan dunia kerja, melalui peningkatan kewirausahaan sosial.

Untuk mengurangi biaya sekolah dan perawatan kesehatan ibu hamil serta balita, Kemensos mengintervensi keluarga miskin dengan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Dalam PKH ada komponen anak sekolah, pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil serta balita,” tutur Risma.

Di samping PKH, Program Bantuan Sosial Tunai (BST) juga untuk meningkatkan daya beli penerima manfaat. Kedua bansos memberikan bantuan dana pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sementara itu Program Kartu Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) disalurkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.

Dua strategi itu disusun dengan latar belakang pemikiran bahwa kebijakan percepatan penanganan kemiskinan tidak bisa berjalan tanpa titik akhir. Risma menyatakan untuk mencapai target, Kemensos perlu menyiapkan daya ungkit program (laverage).

“Kalau dia sehat dan mampu secara fisik, maka dapat diberikan akses kepada dunia kerja ataupun dengan meningkatkan kemampuan vokasional,” tutur ia.

Risma menyatakan sudah mendirikan Sentra Kreasi Atensi (SKA) yang sudah berdiri di 8 balai milik Kemensos. SKA merupakan tempat untuk para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang sudah mendapatkan pelatihan. Mereka diberi kesempatan untuk memasarkan produk hasil kreasinya untuk mendirikan dan mengelola usaha seperti kafe, laundry, tata rias, salon, warung, usaha kuliner serta galeri jahit.

Dalam hal perbaikan data, Risma menyampaikan terobosan dalam meningkatkan akurasi data, salah satunya dengan menambahkan fitur “usul” dan “sanggah” pada Aplikasi Cek Bansos.

Aktivasi dua fitur tersebut merupakan solusi dari permasalahan data selama ini, yaitu adanya orang yang berhak memperoleh bantuan tapi tidak dapat (exclusion error), serta ada yang tidak berhak tetapi memperoleh bantuan (inclusion error).

“Ini juga merupakan upaya untuk terus mendorong ketepatan penyaluran bantuan sosial,” tuturnya.

Langkah ini untuk memberikan transparansi, khususnya kepada masyarakat yang merasa berhak mendapatkan bantuan namun tidak mendapatkan dengan mengakses fitur “usul” atau memberikan informasi apabila mengetahui seseorang tidak layak tetapi memperoleh bansos dengan mengakses fitur “sanggah”.

Mirati Dewaningsih dari Maluku menyampaikan adanya sejumlah 99.000 KPM belum cair bantuannya. Pernyataan Mirati langsung disambut Risma dengan kesanggupan untuk langsung merencanakan hadir di Maluku. “Saya akan langsung ke sana. Karena besar sekali jumlahnya,” tutur Risma.

Respon cepat Risma membuat Mirati langsung mengacungkan jempol. “Oh ibu berkenan hadir langsung ke Maluku. Mudah- mudah saya berkesempatan mendampingi ibu,” tutur Mirati. (mg2)

Back to top button