Dirjen Dikti: Tugas Besar Perguruan Tinggi itu Turunkan Ketergantungan Impor

INDOPOSCO.ID – Setiap inovasi dari riset seluruh perguruan tinggi di Indonesia jangan berhenti pada ruang publikasi saja, tetapi direalisasikan manfaatnya oleh masyarakat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam dalam acara daring, Selasa (3/8/2021).
Ia mengaku prihatin dengan realitas di Indonesia saat ini. Pemenuhan alat kesehatan dan obat-obatan 90 persen masih bergantung impor.
“Negara kita ini kaya akan fitofarmaka, memiliki hasil laut melimpah yang belum tergali dengan maksimal, serta memiliki sumber daya alam yang belum teroptimalkan,” ungkapnya.
Tentu saja, hal tersebut menjadi tugas besar bagi perguruan tinggi di Indonesia. Agar inovasi dari riset perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Paling tidak mengurangi dari 90 persen ketergantungan impor menjadi 85 persen, dan itu akan menjadi suatu pencapaian yang luar biasa sekali,” katanya.
Ia meyakini bahwa perguruan tinggi di Indonesia mampu untuk menciptakan alat-alat kesehatan tersebut melalui riset dan pengembangan yang dikerjakan dengan fokus dan tekun.
“Kita patut bangga beberapa inovasi perguruan tinggi kita seperti Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berkontribusi kepada masyarakat selama masa pandemi,” ujarnya.
“Ada UNAIR – ITS berhasil menciptakan RAISA (Robot Medical Asistant ITS-UNAIR), GeNose C19 dari UGM dan Vaksin Merah-Putih dari UNAIR,” imbuhnya. (nas)