Nasional

Hardiknas, Pengamat: Sejak Pandemi Belajar Jarak Jauh Tak Dibenahi

INDOPOSCO.ID – Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menegaskan, Indonesia harus melakukan segala hal untuk mengantisipasi tsunami Covid-19, seperti yang terjadi di India.

Berkaca pada kasus tersebut, menurut dia, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli mendatang adalah kurang tepat. Apalagi, lanjut Indra, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum merekomendasikan kegiatan PTM terbatas.

“Dengan bermodalkan vaksinasi pemerintah bersikeras menerapkan PTM terbatas. Keefektifan vaksinasi ini belum dapat dikatakan berhasil, apalagi untuk melawan varian B1617 seperti yang terjadi di India,” kata Indra Charismiadji melalui gawai, Minggu (2/5/2021).

Ia menyebut, pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring merupakan cara yang paling tepat di masa pandemi Covid-19 karena sistem ini mampu menghasilkan learning gain atau berdampak positif bagi perkembangan anak.

“Ini malah pemerintah dimotori Kemendikbudristek sendiri yang menghakami belajar daring menimbulkan learning loss dan banyak dampak negatifnya,” katanya.

Ia menegaskan, harus dengan cara yang berbeda implementasi PJJ dengan cara tradisional. Dampak positif tidak akan muncul dengan cara guru berceramah di ruang Zoom selama berjam-jam dan mengirimkan tugas yang banyak jumlahnya ke siswa.

“Sejak Maret 2020 saat Belajar Dari Rumah (BDR) diberlakukan hingga hari ini, tidak ada upaya untuk membenahi kualitas PJJ daring. Tidak ada rencana pelatihan guru secara masif, pendampingna orang tua, dan stimulasi belajar untuk peserta didik,” terangnya.

Ia mencatat munculnya kegaduhan pada kebijakan pendidikan karena tidak adanya kajian akademis, tidak adanya pelibatan publik dan tidak adanya uji publik. Diperparah oleh komunikasi publik buruk, elitis, dan satu arah pada pembuat kebijakan.

“Jika kondisi ini tidak dibenahi secara terstruktur, sistematis, dan masif maka sampai 2024 urusan pendidikan akan selalu dipenuhi dengan kegaduhan, klarifikasi, dan revisi,” ucapnya.

“Dan mimpi bonus demografi akan tergantikan dengan bencana demografi jika tidak ada pembenahan yang cepat dan nyata,” imbuhnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button