Mozi Masagi Solusi Dompet Dhuafa Tingkatkan Gizi di Tengah Pandemi

INDOPOSCO.ID – Dampak pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia, berpengaruh pada berkurangnya pemenuhan asupan gizi keluarga dan meningkatnya angka stunting pada anak. Secara global diperkirakan ada penambahan 700 ribu kasus stunting pada anak sehingga diperkirakan akan terdapat 144 juta anak stunting di seluruh dunia. Perlu upaya inovasi dalam mencegah dan mengatasi dampak pandemi pada peningkatan kasus stunting di Indonesia.
Dompet Dhuafa bersama dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah bekerja sama dengan puskesmas, dinas kesehatan, perangkat desa/kelurahan, PKK, kader posyandu, perguruan tinggi, dan mitra pendukung program, melaksanakan program Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) pada keluarga terdampak dengan fokus utama pencegahan stunting periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan aktivitas pendampingan, pemantauan kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang bayi baduta secara intensif di 8 wilayah kawasan sampingan Dompet Dhuafa di Garut Jawa Barat, Serang Banten, Jakarta Timur DKI Jakarta, Bogor Jawa Barat, Kelurahan Oebelo NTT, Gili Gede Indah NTB, Gunungkidul Yogyakarta, Banda Aceh DI Aceh.
Menurut dr. Yeni Purnamasari MKM., selaku GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa pada sesi peluncuran Mozi Masagi, Rabu, (10/2/2021), Mozi Masagi merupakan inovasi program gizi Dompet Dhuafa yang pertama diluncurkan di wilayah Garut Jawa Barat, dalam optimalisasi 1000 HPK terutama pada pendampingan ibu hamil dan baduta yang mengalami masalah gizi seperti wasting, anemia maupun stunting.
“Eliminasi stunting dan malnutrisi pada baduta menjadi upaya strategis dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yg saat ini terdampak pandemi Covid. Dompet Dhuafa dengan program APDC (Aksi Peduli Dampak Corona) bersama Puskesmas Guntur, Kelurahan Ciwalen kecamatan Guntur Kota, mitra PT. Paragon, perguruan tinggi, tokoh lokal dan kader Posyandu di wilayah tersebut, terlibat secara aktif dalam pemenuhan gizi anak yg telah di skrining 173 anak dari 187 balita di 14 posyandu, dengan 30 anak yang akan didampingi selama masa intensif program pos gizi dengan asupan makanan gizi seimbang sesuai standar WHO selama minimal 28 hari, dilanjutkan dengan pemantauan berkala dan peningkatan peran serta aktif masyarakat untuk bersama peduli dan bergerak mengatasi masalah gizi tersebut,” ujar dr. Yeni Purnamasari MKM.
Launching Mozi Masagi (Motor Gizi, Makanan Sarat Gizi) merupakan upaya Dompet Dhuafa dalam menjangkau keluarga dengan ibu hamil yang bermasalah gizi, juga keluarga yang memiliki bayi balita dengan permasalahan gizi dalam penyediaan makanan siap saji dengan komposisi gizi seimbang oleh kader yang telah dilatih ke rumah-rumah di tengah keterbatasan masyarakat untuk bahan pangan bergizi dan berkualitas.
“Hal ini merupakan implementasi program APDC Dompet Dhuafa dalam mengatasi dampak pandemi Covid dengan fokus pencegahan stunting dimana salah satunya berdampak pada pemenuhan kebutuhan gizi anak yang terbatas sehingga menimbulkan kasus malnutrisi diantaranya wasting dan stunting,” ujar Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Ustaz Ahmad Shonhaji.
“Mozi Masagi dilaunching di Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Guntur Kota, Garut, bekerjasama dengan Puskesmas Guntur dan pihak Kelurahan Guntur untuk mendampingi 187 bayi balita di 14 posyandu dengan fokus pendampingan pada 20 anak yang memiliki masalah gizi selama 28 hari dengan mengoptimalkan sumber pangan lokal yang memiliki komposisi dan kecukupan gizi seimbang untuk anak. Ke depan Mozi Masagi ini akan menjadi model bagi pengembangan program pendampingan gizi di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga dapat berperan dalam mencegah stunting dan meningkatkan kesehatan anak Indonesia sebagai sumber daya pembangunan Indonesia dengan tetap menjaga protokol kesehatan di era Pandemi Covid-19,” pungkas Ustaz Ahmad Shonhaji.
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Garut Sri Prihatin menyatakan situasi di tengah pandemi Covid-19 tentu memperparah kondisi kesehatan ibu dan anak, dan khususnya anak-anak balita.
“Dalam survei, Kabupaten Garut termasuk dengan angka stunting tertinggi pada tahun 2019 hasil survei menempati rangking ketiga di Jawa Barat. Ini tentunya menjadi tugas rumah bersama, sampai saat ini kita terus berusaha karena kita masih divonis angka stunting tertinggi di tahun 2017, pada Tahun 2019 kemarin kita Alhamdulillah sudah turun dari 43,2%, menjadi 27,3%,” ujarnya.
Sri mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa atas bantuan yang diberikan. Semoga inovasi ini tidak hanya dikembangkan di puskemas Guntur maupun Cilawen, namun kita kembangkan terus di Kabupaten Garut,” tambah Sri Prihatin.
Adestri, warga Ciwalen yang juga ibu rumah tangga beranak dua mengaku senang dengan bantuan ini.
“Alhamdulillah dengan adanya motor gizi ini sangat membantu kami dalam pemeriksaan gizi hingga pemenuhan gizi bagi saya maupun anak saya. Merasakan pencegahan stunting itu sangat penting,” ujar Adesri.
Ernawati, selaku penanggung jawab Pos Perempuan Dompet Dhuafa, menyattakan Mozi Masagi ini merupakan terobosan baru dalam tindakan perfentif dalam pencegahan stunting di Kabupaten Garut, khususnya di Kelurahan Ciwalen. “Dengan mobilisasi atau jemput bola ke setiap rumah yang mempunyai baduta (Bayi Dua Tahun). Saat ini ada 28 kader yang akan kita optimalkan dalam gerakan APDC. Inovasi ini akan kami optimalkan di Kelurahan Ciwalen dan berlanjut di wilayah Kabupaten Garut,” tuturnya. (adv)