Megapolitan

Mukerda II MUI Jakarta Bahas Pentingnya Menjaga Nilai-Nilai Islam Lokal di Tengah Modernisasi Jakarta

INDOPOSCO.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jakarta menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) II dengan tema ‘Merawat Ummat Menuju Kota Global Jakarta Penuh Rahmat’.

Dalam kegiatan tersebut, hadir Halimatusa’diah yang merupakan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai narasumber.

Pada Mukerda II MUI Jakarta, Halimatusa’diah memaparkan terkait bagaimana memastikan bahwa modernisasi Jakarta tetap berakar pada nilai-nilai Islam lokal, pada ruang budaya komunitas Muslim dan pada prinsip keadilan sosial yang menjadi ruh dari kota beriman.

Selama ini, sebelum modernisasi tradisi keislaman masyarakat Betawi sangat kental, bukan hanya bentuk ibadah, tapi juga ekspresi budaya lokal yang merekatkan warga dan memperkuat identitas Jakarta sebagai kota dengan akar budaya lokal yang kuat.

“Memang tradisi-tradisi ini tak sepenuhnya hilang, tapi kehilangan habitatnya,” ujar Halimatusa’diah.

Ketika kampung digusur, rumah diganti rusun dan mushola berganti dengan ruang serbaguna apartemen, ruang sosial untuk tradisi juga ikut sirna.

“Tradisi yang dulunya organik kini menjadi acara simbolik, Lebaran Betawi dipindah ke panggung besar di Monas. Tradisi keagamaan jadi ‘konten’ budaya pariwisata atau agenda pemerintah, bukan bagian hidup sehari-hari,” tuturnya.

Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengaku tertarik dengan tema Mukerda MUI DKI Jakarta.

“Kata Merawat ini sangat menarik karena selama ini kita kerap kali selalu membangun, tapi lupa merawat,” kata mantan bintang sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu.

Pria yang akrab disapa Bang Doel itu menyebut ada sejumlah tantangan persoalan umat di Jakarta. Menurutnya, persoalan keumatan itu bukan hanya menjadi tugas dari Pemerintah Provinsi Jakarta.

Bang Doel mengajak seluruh kalangan, termasuk para ulama untuk bersama-sama mencari solusi persoalan umat di Jakarta.

“Jadi yang dirawat ini bukan kantor, gedung atau asset. Ini yang dirawat adalah umat, jadi bukan persoalan yang mudah,” katanya.

Ketua Umum MUI Jakarta, Kiai Haji (KH) Muhammad Faiz Syukron Makmun menegaskan tugas utama MUI Jakarta adalah menghasilkan program-program yang tidak hanya indah dalam konsep, tapi nyata dirasakan oleh masyarakat.

“Khususnya umat Islam di Jakarta,” tuturnya.

Ulama yang akrab disapa Gus Faiz ini berharap, dalam masa kepengurusan, MUI Jakarat dapat meninggalkan warisan (legacy) yang bisa dibanggakan oleh generasi berikutnya.

Senada dengan itu, Ketua Panitia Mukerda II MUI Jakarta, KH Lutfi Hakim menjelaskan forum ini merupakan ikhtiar strategis MUI Jakarta dalam menjawab dinamika pembangunan Jakarta yang begitu cepat.

“Mukerda ini bukan sekadar agenda tahunan. Ini ruang kontemplasi dan langkah kolektif agar transformasi Jakarta menjadi kota global tetap berakar pada nilai-nilai Islam lokal,” jelasnya.

Lutfi juga menekankan pentingnya peran ulama dalam mengawal proses ini.

“Kami sadar betul, peran ulama sangat krusial untuk memastikan Jakarta tumbuh sebagai kota modern yang tetap bernilai Islam rahmatan lil ‘alamin,” sebutnya.

Di tengah gemuruh modernisasi, Mukerda II MUI Jakarta hadir sebagai pengingat, membangun kota bukan hanya soal tiang pancang dan jalan tol, tapi juga tentang adab, ruang bersama dan budaya warisan yang harus dijaga dengan cinta. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button