Megapolitan

Disdik DKI Jakarta Ajak Sekolah Pelajari Esports

INDOPOSCO.ID – Pandangan bahwa bermain gim dapat menganggu aktivitas akademik pelajar, kini ada solusinya. Jika dilakukan secara kompetitif atau melalui esports, bermain gim justru dapat membantu pelajar mengembangkan fungsi koginitif dan karakternya. Oleh karena itu, para pemangku kebijakan saat ini mulai mendukung pengembangan potensi non-akademik pelajar melalui esports.

Dukungan salah satunya datang dari Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Pekan lalu, Disdik DKI Jakarta mengundang guru SMA seprovinsi untuk mendengarkan langsung paparan penelitian dari Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan RRQ MABAR untuk memaparkan riset bertajuk Bermain Game Kompetitif Kembangkan Kepribadian Pelajar yang dihadiri lebih dari 400 perwakilan sekolah.

Pemaparan riset yang dilakukan secara virtual kepada guru dan pelajar SMP/SMA di Jakarta tersebut dibuka oleh Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP/SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Horale Tua Simanullang. Dalam sambutannya, Horale menyebutkan esports bisa membawa pandangan dan kreasi yang baru serta membantu memperluas wawasan para pelajar.

Guru SMAN 74 DKI Jakarta Fahmi Firmansyah yang hadir dalam paparan tersebut juga sepakat, bahwa esports menjadi salah satu wadah bagi pelajar dalam membentuk karakter dan kemampuan diri. Fahmi mengatakan, para pelajar yang bermain esports mengalami peningkatan karakter dan kemampuan secara positif.

“Ada perubahan yang signifikan dan positif dari bermain esports bagi pelajar berupa soft skill, kerjasama, komunikasi yang sangat kami rasakan dari anak-anak yang bermain esports. Dan hal ini juga bisa menjadi wadah apresiasi dan prestasi bagi pelajar,” kata Fahmi saat diminta menyampaikan pengalamannya sebagai guru pendamping di tim esports di sekolahnya, Rabu (22/2).

Fahmi menjelaskan kekhawatiran-kekhawatiran terhadap bermain gim yang selama ini dirasakan oleh orang tua dan guru sejatinya dapat diatasi. Sebab melalui esports, pelajar justru mendapatkan pendampingan, pembinaan, sekaligus pengawasan saat bermain gim.

“Dari pengalaman kami dalam mendampingi turnamen, ada pembinaan dan pengarahan sehingga ada pendampingan dari guru. Dan kedua orang tua juga terlibat, dan sampai hadir menyaksikan anak-anaknya. Sehingga saat ada apresiasi untuk esports, orang tua dan guru justru bisa mengingatkan soal kewajiban pelajar untuk sekolah, belajar yang tidak boleh ditinggalkan,” sambungnya.

1 2Laman berikutnya
Sponsored Content

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button