Iran Tuduh Pengawas Nuklir PBB Khianati Tugasnya

INDOPOSCO.ID – Iran menuding Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi telah mengkhianati tanggung jawabnya. Tuduhan itu muncul setelah Grossi menekan Iran untuk mengizinkan kunjungan ke fasilitas nuklir Teheran yang baru-baru ini menjadi sasaran serangan udara Amerika Serikat (AS).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pernyataannya di platform X pada Jumat (27/6/2025), menyatakan bahwa IAEA dan Grossi bertanggung jawab penuh atas kondisi yang disebutnya “menyedihkan” ini.
Araghchi menilai desakan Grossi untuk mengunjungi situs nuklir yang diserang AS sebagai upaya tanpa makna dan bahkan berpotensi bermaksud jahat.
Ia menegaskan, Iran berhak melakukan segala langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional, rakyat, dan kedaulatannya.
Ketegangan antara Israel dan Iran meletus selama 12 hari sejak 13 Juni lalu, saat Tel Aviv melancarkan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran. Serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 606 korban meninggal dan 5.332 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Iran.
AS, sekutu utama Israel, turut melakukan pengeboman di tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan pada 22 Juni, memperparah eskalasi konflik.
Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan rudal dan drone yang menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang di Israel, menurut data Universitas Ibrani Yerusalem.
Konflik tersebut akhirnya mereda dengan kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi AS dan mulai berlaku pada 24 Juni 2025.
Menanggapi serangan tersebut, parlemen Iran pada 25 Juni mengesahkan RUU yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA sampai jaminan keselamatan dan keamanan untuk aktivitas nuklir negara itu diberikan.
Araghchi menuduh Grossi memiliki peran yang disesalkan karena dianggap mengaburkan fakta bahwa IAEA telah menyelesaikan semua masalah sebelumnya dengan Iran lebih dari satu dekade lalu.
Menurut Araghchi, tindakan Grossi secara langsung mendukung penerapan resolusi bermotif politik oleh Dewan Gubernur IAEA dan mempermudah pengeboman ilegal oleh Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, yang dianggap sebagai pengkhianatan besar terhadap tugasnya seperti dikutip Antara.
Pada 12 Juni, Dewan Gubernur IAEA yang terdiri dari 35 negara mengadopsi resolusi yang menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasi nuklir untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun. (aro)