Internasional

Serangan Udara Israel, 18 Pengungsi Palestina Tewas di Gereja Ortodoks Yunani

INDOPOSCO.ID – Hamas mengatakan sebanyak 18 warga Palestina tewas setelah serangan udara di kompleks Gereja Ortodoks Yunani di Jalur Gaza.

Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrios di Jalur Gaza tersebut dijadikan tempat berlindung bagi ratusan pengungsi Palestina.

Militer Israel mengatakan sebagian gereja rusak akibat serangan terhadap pusat komando militan dan pihaknya sedang meninjau insiden tersebut.

“Serangan itu menyebabkan sejumlah besar pengungsi terluka di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza,” kata Kementerian Dalam Negeri Palestina seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (20/10/2023).

Para saksi mata mengatakan bahwa serangan udara tersebut tampaknya ditujukan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah abad ke-12 tersebut, di mana banyak warga Gaza yang beragama Kristen dan Muslim mengungsi ketika perang berkecamuk.

Militer Israel mengatakan bahwa jet tempurnya telah menghantam pusat komando dan kendali yang terlibat dalam peluncuran roket dan mortir ke arah Israel.

“Akibat serangan IDF (Pasukan Pertahanan Israel), tembok sebuah gereja di daerah itu rusak,” kata militer Israel.

“Kami mengetahui laporan mengenai korban jiwa. Insiden ini sedang ditinjau,” ungkap IDF.

Para saksi mata mengatakan serangan itu merusak bagian depan gereja dan menyebabkan bangunan di dekatnya runtuh, dan banyak orang yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.

Gereja Saint Porphyrius, dibangun sekitar tahun 1150, adalah gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Terletak di lingkungan bersejarah Kota Gaza, gereja ini menawarkan perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama selama beberapa generasi.

Patriarkat Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem menyatakan kecaman paling keras atas serangan tersebut.

“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan,” kata patriarkat dalam sebuah pernyataan.

“Hamas dengan sengaja menanamkan asetnya di wilayah sipil dan menggunakan penduduk Jalur Gaza sebagai tameng manusia,” timpal militer Israel terkait kerusakan yang terjadi pada gereja tersebut.

Gaza dilanda rentetan tembakan Israel yang tiada henti menyusul serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Serangan balasan Israel sejak itu telah menewaskan sedikitnya 3.785 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Hamas. (dam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button