Headline

Simpang Siur Kematian Warga Sipil, Komisi III Minta Investigasi Insiden Garut Harus Transparan

INDOPOSCO.ID – Anggota Komisi III DPR RI Surahman Hidayat meminta agar proses investigasi insiden pemusnahan amunisi di Garut dilakukan secara transparan, khususnya terkait keberadaan korban dari kalangan sipil.

Ia menegaskan, apakah keberadaan warga sipil di dalam lokasi pemusnahan amunisi sudah sesuai prosedur atau keberadaan warga sipil ini tidak diduga sebelumnya oleh aparat TNI, lantaran ingin mengambil sisa-sisa amunisi.

Sebelumnya, aparatur desa setempat menepis anggapan bahwa warga terbiasa memulung logam sisa pemusnahan. Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa warga diminta untuk turut serta dalam proses tersebut.

Hal senada juga disampaikan Agus (55), kakak kandung Rustiwan, salah satu korban tewas dalam ledakan amunisi.

Agus menolak adiknya disebut sebagai pemulung karena Rustiwan telah bekerja selama 10 tahun membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa, bukan hanya di Garut, tetapi juga di Yogyakarta dan daerah lainnya.

“Harus investigasi secara menyeluruh yang diharapkan mampu mengungkap penyebab kejadian ledakan amunisi yang menyebabkan korban jiwa. Agar SOP dan sistem keamanan dalam pemusnahan amunisi tidak layak pakai lebih baik lagi dan kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari,” kata Surahman dalam keterangannya kepada INDOPOSCO.ID, Rabu (14/5/2025).

Ia pun menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap semua korban akibat ledakan amunisi di Garut itu.

Surahman juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan para korban dan semua keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.

Politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengingatkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk segera memberikan bantuan bagi keluarga korban, termasuk pemberian santunan.

“Saya turut berduka atas ledakan amunisi di Garut yang memakan korban. Saya harapkan investigasi dilakukan secara menyeluruh dan transparan,” pungkas Surahman.

Sementara itu, TNI Angkatan Darat (AD) menegaskan bahwa proses investigasi terkait ledakan saat pemusnahan amunisi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) masih berlangsung.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menanggapi pengakuan keluarga bahwa warga sipil yang menjadi korban ledakan amunisi di Garut bekerja untuk TNI, bukan pemulung.

“TNI AD sesaat setelah kejadian telah menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh, termasuk yang berkaitan dengan korban sipil,” kata Kadispenad kepada wartawan Selasa (13/5/2025).

Menurut Wahyu, sejauh ini belum ada kesimpulan yang bisa disampaikan ke publik karena TNI AD menghormati dan menjunjung tinggi proses investigasi yang sedang berjalan.

“Keterangan nanti akan disampaikan setelah tim investigasi menyelesaikan tugasnya di lapangan,” ujar dia.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi sebelumnya menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

“Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut,” ujar Kristomei.

Dalam peristiwa ledakan tersebut, empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil meninggal dunia. (dil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button