DPR Tolak Pendekatan Militeristik jadi Solusi untuk Anak “Nakal”

INDOPOSCO.ID – Wacana Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi yang akan memasukan anak-anak nakal atau bermasalah ke barak militer terus menuai penolakan dari sejumlah Anggota DPR RI. Pasalnya mengatasi problem tersebut tidak serta merta bisa diselesaikan melalui jalur pendidikan militer.
Menurut Anggota Komisi X Ledia Hanifa, pendekatan disiplin bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih mendalam dan menyeluruh sebab-musababnya.
Untuk itu Anggota DPR RI dari Fraksi PKS itu menekankan bahwa salah satu hal utama yang harus dilihat adalah peran orang dewasa di sekitar anak.
“Kita lihat begini, anak disebut nakal tentu karena dia sudah melanggar peraturan yang ada. Ada banyak sebabnya, kita harus lihat sebabnya,” ujar Ledia kepada wartawan, ikutip Jumat (2/10/2025).
“Pertama, apakah orang dewasa di sekitarnya, orang dewasa yang dalam pandangan dan pantaunya, itu memberikan contoh teladan yang baik. Kalau yang tidak memberikan contoh, memang pasti mereka meniru orang-orang yang tidak bisa menjadi contoh yang baik,” smabungnya.
Selain itu, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I itu menegaskan pentingnya komunikasi antara sekolah, keluarga, dan pihak-pihak terkait. “Yang kedua tentu harus dibincang dengan kedua orang tuanya, apa masalahnya, sampai anak-anak melakukan hal-hal tersebut. Ketiga, dibincang dengan sekolahnya, apa yang terjadi. Hal-hal seperti ini harus didialogkan terlebih dahulu,” sebutnya.
Ia menilai, perlu dialog untuk memastikan persoalan-persoalan yang ada. “Supaya dengan demikian kita punya, katakanlah obatnya dari penyakit. Kan didiagnosa dulu ya, penyakit apa gitu. Dapat, oh ini ternyata persoalannya A, B, C, jadi lebih tepat,” ucapnya.
Ledia juga menolak anggapan bahwa semua masalah perilaku anak harus diselesaikan dengan pendekatan militeristik. “Tidak semua persoalan anak-anak yang dipandang nakal itu cukup diselesaikan dengan pendidikan militer. Tidak, belum tentu. Karenanya itu harus dilihat, kemudian juga harus dipastikan bahwa ekosistem pendidikan kita bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.
Dalam pandangannya, ekosistem pendidikan harus melibatkan semua pihak sesuai dengan konsep yang sudah lama digaungkan oleh Ki Hajar Dewantara. “Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan tiga elemen. Yang pertama adalah sekolah, yang kedua orang tua, yang ketiga lingkungan. Lingkungan itu termasuk masyarakat di lingkungan sekolah, di sekitar rumahnya, termasuk juga pemerintah daerah punya tanggung jawab untuk itu,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Ledia mengajak semua pihak untuk introspeksi dan berperan aktif dalam menyelesaikan akar permasalahan anak. “Jadi ayo saja semua melakukan tugasnya masing-masing, memperbaiki, menggali lebih dalam akar persoalan-persoalan itu,” pungkasnya. (dil)