Monolog Wapres Dikritik, Pengamat: Ada Persoalan Gibran sebagai Komunikator

INDOPOSCO.ID – Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), A Bakir Ihsan menyoroti ramainya kritik terhadap video monolog Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka di saluran YouTube pribadinya @GibranTV. Menurutnya, peran penyampai pesan dalam monolog itu tidak dirasakan.
Gibran baru-baru ini mengunggah beberapa video monolog di akun YouTube pribadinya @GibranTV yang merespons beragam isu. Mulai Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia, Panggung Sepakbola Nasional dan Dunia hingga Hilirisasi dan Masa Depan Indonesia.
Bakir menanggapi salah satu video monolog tentang Bonus Demografi, yang dinilainya pesannya tidak dapat tersampaikan. Padahal salah satu kunci komunikasi itu adalah komunikator, sang penyampai pesan dan pesan yang disampaikan.
“Pada titik ini, ada persoalan dalam konteks Gibran sebagai komunikator dan masalah bonus demografi sebagai pesan,” nilai Bakir saat dikonfirmasi melalui gawai, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Menyangkut tema bonus demografi seperti sebuah optimisme masa depan Indoensia, tapi masyarakat juga sadar bahwa bonus demografi bukan tiba-tiba dan tak sekadar kuantitas, melainkan melalui proses panjang, berpijak pada penguatan etika, moral, termasuk dalam berpolitik.
“Secara politik Gibran adalah sosok yang paradoks dengan insentif bonus demografi, sehingga banyak nitizen yang menganggap monolognya sekadar basa-basi,” kata Bakir.
Kekuatan monolog adalah pada kemampuan mengolah kalimat dan intonasi, sehingga lebih nyaman dilihat dan didengar. “Saya tidak menemukan hal tersebut pada Gibran. Penampilan kaku dan seperti penuh beban, seharusnya lebih rileks,” imbuh Bakir.
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menyebut, unggahan video monolog Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka di saluran YouTube pribadinya sebagian bentuk penyampaian informasi kepada masyarakat melalui platform digital. Terutama menjelaskan tentang program pemerintah.
“Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam yang penting pesannya sampai ke masyarakat,” ujar Juri Ardiantoro terpisah di Jakarta, Minggu (27/4/2025).
Setiap pejabat memiliki gaya masing-masing dalam berkomunikasi dengan masyarakat secara luas. Termasuk menyampaikan sesuatu sangat penting, dari pencapaian pemerintah hingga isu terkini.
“Ya, ada banyak cara komunikasi para pejabat, pak presiden, pak wapres, pak menteri, dan seluruh pejabat yang lain tentu punya kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat,” jelas Juri Ardiantoro. (dan)