5 Tersangka Korupsi Bank BJB Dicegah ke Luar Negeri, Berlaku 6 Bulan

INDOPOSCO.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengeluarkan surat pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap lima tersangka perkara korupsi dana iklan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB). Pelarangan tersebut berlaku selama 6 bulan.
Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, pencegahan itu sesuai dengan Surat Keputusan Nomor 373 Tahun 2025 tentang Larangan Bepergian Ke Luar Negeri yang telah dikeluarkan pada 28 Februari 2025.
“(Larangan berpergian ke luar negeri) terhadap lima orang berinisial YR (Bank BJB), WH (Bank BJB), IAD (Swasta), SUH (Swasta) dan RSJK (Swasta),” kata Tessa dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Proses penyidikan saat ini masih berjalan, lembaga antirasuah pimpinan Setyo Budiyanto itu telah menetapkan lima orang tersangka. Kerugian Negara dalam perkara tersebut dalam proses penyelidikan sebesar kurang lebih Rp250 miliar.
Tessa menambahkan, larangan bepergian ke luar negeri itu dilakukan penyidik KPK karena keberadaan lima tersangka tersebut masih dibutuhkan dalam rangka proses penyidikan dugaan tindak pidana korupsi. “Keputusan ini berlaku untuk 6 bulan,” ujar Tessa.
Pelaksana Harian Direktur Penyidikan KPK Budi Sokmo menuturkan, kontruksi perkara kasus tersebut. Pada tahun 2021, 2022 dan semester 1 2023, Bank BJB merealisasikan Belanja Beban Promosi Umum dan Produk Bank yang dikelola oleh Divisi Corporate Secretary sebesar Rp409 miliar untuk biaya penayangan iklan di media TV, cetak dan online melalui kerja sama dengan enam agensi.
Adapun enam agensi itu adalah PT CKSB (Rp105 miliar), PT CKMB (Rp41 miliar), PT Antedja Muliatama (Rp99 miliar), PT Cakrawala Kreasi Mandiri (Rp81 miliar), PT WSBE (Rp49 miliar), dan PT BSC Advertising (Rp33 miliar).
“Lingkup pekerjaan yang dilakukan agensi hanya menempatkan iklan sesuai permintaan BJB, serta penunjukan agensi dilakukan dengan melanggar ketentuan Pengadaan Barang dan Jasa,” jelas Budi terpisah di Jakarta, kemarin.
Ternyata terdapat selisih uang dari yang diterima agensi dari Bank BJB dengan yang dibayarkan agensi ke sejumlah perusahaan media massa sebesar Rp222 miliar. Total uang itu digunakan sebagai dana nonbudgeter oleh Bank BJB, yang sejak awal disetujui Yuddy Renaldi bersama-sama Widi Hartoto bekerja sama dengan enam agensi. (dan)