Ini Kata Megawati Soal Hubungan dengan Jokowi

INDOPOSCO.ID – Presiden ke-5 Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyebut, hubungan secara personal dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ada masalah. Itu menjawab isu soal kerenggangan di antara mereka pada Pilpres 2024.
“Saya sama Presiden baik-baik saja. Memangnya kenapa?” kata Megawati dalam acara penyerahan duplikat Bendera Pusaka kepada Gubernur seluruh Indonesia di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Hanya saja, ia menolak soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Sebab konstitusi membatasi masa jabatan presiden dua periode.
“Hanya karena saya dikatakan, karena saya tidak mau ketika diminta 3 periode atau karena saya katanya tidak mau perpanjangan,” ucap Megawati.
“Loh saya tahu hukum kok, mana yang ahli hukum angkat tangan? Itu kan namanya ranahnya namanya konstitusi,” tambahnya.
Menurutnya, masa jabatan presiden bukan kewenangannya menggantinya. Sebab, ada landasan aturannya yakni, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor XIII/MPR/1998 Tahun 1998 Twntang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Pasal 7 UUD RI 1945 memandatkan Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
“Saya tidak punya hak loh mengatakan, boleh atau tidak. Itu kan mesti Majelis Permusyawaratan Rakyat karena apa? ketika dari yang namanya presiden seumur hidup itu waktu reformasi diubah itu Tap MPR,” jelas Megawati.
Ia tentu patuh terhadap konstitusi. Tidak ada yang dapat membantah pernyataanya karena semuanya yang disampaikannya kebenaran.
“Saya tanya pada ahli tata negara, apakah MPR yang sekarang ini disamakan ini Tap-nya itu masih berlaku? yes. Ada yang mau nyanggah? toh lihat, karena saya omong kebenaran,” tegasnya.
Ia tak ingin bangsa Indonesia, yang telah menjadi negara merdeka hasil perjuangan para pahlawan justru menjadi hancur karena hilangnya rasa persatuan di tengah masyarakat.
“Saya ngga mau republik ini rusak, dan rusaknya oleh kalian sendiri orang Indonesia yang sudah tidak merasa lagi, yang namanya kita harus bergotong royong, harus kekeluargaan, tidak ada lagi Bhinneka Tunggal Ika. Gimana ya? terus kalian mau jadi apa? elit saja, wah kalau sudah dibilang elit luar biasa,” kritiknya. (dan)