Headline

BPIP Sebut Pancasila Jadi Kunci Upaya Deradikalisasi

INDOPOSCO.ID – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menegaskan, pendekatan Pancasila menjadi kunci dalam upaya melakukan program deradikalisasi. Sebab, setiap perilaku masyarakat harus dijiwai nilai-nilai Pancasila.

“Harusnya kita bangga, karena dunia internasional belajar dari Indonesia. Justru di Indonesia pendekatan Pancasila yang mengubah seseorang akhirnya, kembali tidak gampang,” kata Romo dalam diskusi publik Indopos.co.id / Indoposco bertajuk ‘Mencintai NKRI Dari Balik Jeruji’ di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/5/2024).

Ia menyadari, persoalan terorisme itu tidak gampang karena menyangkut ideologi. Dalam penanganannya membutuhkan pendeketan khusus agar melakukan tindakan serupa.

Kinerja Densus 88 Antiteror Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) patut diapresiasi dalam penanganan aksi terorisme.

“Tidak cukup regulasi, tapi pendekatan manusiawi itu adalah pendekatan antropologi, dan budaya serta pendekatan yang menurut saya itu adalah Pancasila,” ujar Romo Benny disapanya.

Ia menyinggung, soal cara Amerika Serikat yang lebih mengedepankan kekerasan dan menakutkan dalam deradikalisasi tidak dapat mengubah keyakinan. Namun, melalui pendekatan yang tepat deradikalisasi bisa berhasil.

“Yang dilakukan BNPT itu luar biasa, bagaimana mereka pendekatan keluarga, memberikan beasiswa kepada anak-anaknya, di mana meraka membiayai kalau ada yang sakit,” ujar Romo Benny.

Menurutnya, langkah seperti itu yang sebenarnya secara khusus mengubah dan meninggalkan paham radikalnya ketika disentuh aspek kemanusiaannya.

“Bukan pendekatan kekerasan, bukan isolasi, bukan seperti Amerika yang keras sekali harus dibuat seolah-olah menakutkan. Keyakinan itu semakin tumbuh,” tutur Romo Benny.

BPIP mencoba kerja sama dengan Lapas mendirikan perpustakaan, bahkan klinik Pancasila untuk membumikan nilai-nilai Pancasila.

“Jadi internalisasi Pancasila itu menjadi nyata, ketika cara-cara kita tidak menggunakan kekerasan, tidak menggunakan pemaksaan, tetapi bagaimana diberi pemahaman,” imbuhnya. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button