Isu Penggulingan Gus Dur dari PKB Dinilai Tak Pengaruhi Elektabilitas Cak Imin

INDOPOSCO.ID – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, melihat bahwa tudingan mengenai upayanya menggulingkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari jabatan kepemimpinan PKB adalah isu yang selalu muncul kembali setiap lima tahun atau menjelang pemilihan umum.
“Ini adalah isu masa lalu yang selalu diangkat kembali setiap lima tahun,” katanya kepada wartawan, Rabu (6/9/2023).
Isu mengenai penggulingan Gus Dur dari PKB muncul sebelum dan sesudah deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin untuk Pilpres 2024 pekan lalu.
Ia mengklaim telah memberikan tanggapan berkali-kali terkait tudingan tersebut, meskipun ia enggan untuk memberikan komentar lebih lanjut.
“Saya telah menjawab pertanyaan sejenis yang muncul setiap lima tahun,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak mengatakan PKB mengalami ketegangan internal yang meningkat pada tahun 2008. Hal ini terjadi karena saat itu, Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB memecat Cak Imin dari jabatannya sebagai Ketua Umum PKB.
“Isu mengenai upaya penggulingan Gus Dur sudah mulai mencuat sejak awal tahun 2010-an. Hal ini merupakan hasil dari konflik internal yang berlarut-larut dalam PKB sejak Gus Dur turun dari jabatan Presiden pada pertengahan tahun 2001,” kata Zaki.
Menurutnya, tentunya isu pelengseran itu merupakan PKB, terutama Muhaimin. Tapi dalam dua pemilu terakhir dampaknya tidak signifikan.
“Justru PKB suaranya melejit pada pemilu 2014 dan 2019. PKB berhasil menjadi 5 besar suara terbanyak,” ujarnya.
Ia menuturkan, jika saat ini terjadi perbedaan posisi politik antara Cak Imin dan Yeni Wahid, itu adalah hal yang lumrah. Cak Imin telah diusung sebagai calon wakil presiden oleh Anies Baswedan, sementara Yeni Wahid mendukung Prabowo.
“Perbedaan ini tidak akan signifikan memengaruhi elektabilitas Cak Imin. Ia sudah memiliki basis pendukung sendiri,” tuturnya.
Ia menambahkan isu lama ini seharusnya tidak terus-menerus dipertimbangkan, saatnya bagi PKB dan pendukung Gus Durian untuk melihat masa depan.
“Jangan terjebak dalam konflik masa lalu yang menyakitkan. Saya berharap Cak Imin dan Mbak Yeni, meskipun berada di koalisi politik yang berbeda, dapat bekerja sama untuk kepentingan yang lebih besar, yakni NU dan bangsa ini,” pungkasnya. (fer)