Versi Takeda Jepang, Kontaminasi Logam pada Vaksin Moderna Diakibatkan Ini

INDOPOSCO.ID – Perusahaan farmasi terbesar Jepang Takeda Pharmaceutical pada Jumat (1/10/2021) mengatakan bahwa ‘keteledoran manusia’ menjadi pemicu kontaminasi logam pada vaksin Covid- 19 Moderna, yang berakhir pada penarikan vaksin.
Takeda dan Moderna melalui laporan baru mengatakan bahwa produsen Spanyol menemukan kontaminasi di sejumlah ampul pada Juli 2021. Namun, cadangan dari produksi yang sama diizinkan untuk dikirim ke Jepang.
Otoritas Jepang pada Agustus menangguhkan penggunaan tiga kelompok vaksin Moderna yang bermuatan 1, 63 juta dosis setelah diberi ketahui pertanyaan adanya kontaminasi.
Moderna melaksanakan pelacakan bersama mitranya, Takeda dan perusahaan Spanyol Rovi, yang mengoperasikan pabrik tempat kontaminasi terjadi.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa masalahnya bersumber dari “pemasangan yang salah dan karena keteledoran manusia yang secara visual salah menilai jarak. Jarak tersebut seharusnya 1 mm antara bulatan dan “penyumbat” mesin yang memasang bagian atas ampul vaksin.
Lima lot berurutan dari vaksin Covid- 19 Moderna yang dibuat di Rovi antara 27 Juni-3 Juli masih diselidiki.
Tiga kelompok pertama vaksin dikirim ke Jepang dan setelah itu ditarik lagi setelah adanya partikel, yang lalu dipastikan sebagai baja antikarat, di dalam 39 ampul.
Lot keempat tidak lolos pemeriksaan setelah beberapa partikel ditemukan pada 2 Juli dan lot kelima juga ditahan oleh pihak Rovi.
Masalah lot 4 dan 5 dikabarkan ke Moderna, Takeda, dan Kementerian Kesehatan Jepang.
Namun, tiga lot pertama lolos untuk digunakan sebab kelompok ampul itu “telah melewati pemeriksaan dan dianggap tidak terkena imbas.”
Kenyataannya, pemasangan yang salah “menyebabkan masalah tetap muncul di semua 5 kelompok vaksin,” berdasarkan penyelidikan seperti dilansir Reuters melalui Antara.
Metode pengoperasian yang lebih baik serta penggunaan alat presisi baru akan membantu mencegah masalah yang sama terjadi lagi, bagi laporan itu.
Kedua perusahaan dan Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan bahwa partikel baja antikarat tidak menimbulkan risiko baru. (mg4)