Awas, Gelombang Kedua Covid-19 Bisa Landa Indonesia

INDOPOSCO.ID – Untuk mencegah meledaknya kasus Covid-19 di Tanah Air, khususnya mendekati Hari Raya Idulfitri yang tinggal menghitung hari, bangsa Indonesia harus menjadikan kasus Covid-19 di India sebagai pelajaran.
Pernyataan tersebut di atas diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo melalui gawai, Selasa (20/4/2021).
Menurut Rahmad, kasus di India bisa saja terjadi di Indonesia. Apabila masyarakat abai dan tak peduli terhadap prokes.
“Kan sudah ada larangan mudik, masyarakat harus patuh. Yang perlu diwaspadai potensi mudik di luar ketentuan yang resmi, seperti tahun lalu,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk mengindarkan ledakan Covid-19, perlu langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat. Caranya, menurutnya, dengan melakukan gotong royong.
“Bentuknya apa? Kesadaran masyarakat untuk patuh tidak mudik mengikuti anjuran pemerintah,” katanya.
Selanjutanya kepada pemerintahan daerah yang menjadi tujuan mudik, dikatakan dia, harus ada langkah tegas. Dengan menghalau warga yang tetap nekad mudik.
“Bila tetap nekad, ya disuruh pulang kembali,” tegasnya.
Ia menuturkan, pentingnya sosialisasi terkait larangan mudik lebaran 2021. Pemerintah pusat dan daerah harus secara terus menerus melakukan sosialisasi, seperti risiko-risiko jika tetap memaksakan diri untuk mudik.
“Pemerintah harus menggelorakan kewaspadaan. Jangan sampai ledakan kasus baru Corona naik seperti yang terjadi di India,” ucapnya.
Perlu diketahui, India tengah menjadi sorotan masyarakat dunia. Pasalnya, situasi di negara berpenduduk 1,38 miliar jiwa tersebut saat ini mencekam akibat serangan gelombang kedua Covid-19.
Ada lonjakan kasus 100 ribu perhari dan korban meninggal mencapai 1000 perhari. Dikabarkan juga, rumah sakit sudah tidak mampu lagi menampung pasien.
Merujuk data Worldometer, Senin (19/4/2021) jumlah kasus positif Covid di India sudah menembus 15,06 juta kasus. India kini menjadi negara dengan kasus Covid terbesar kedua di dunia. Peringkat pertama masih Amerika Serikat (AS) dengan 32,4 juta kasus. (nas)