Peleburan Kemenristek dan Kemendikbud, DPR: Pemerintah Tak Perhatikan Vaksin Merah Putih

INDOPOSCO.ID – Penggabungan dua kementerian ini akan berdampak terhadap penelitian (riset) vaksin merah putih. Pernyataan tersebut diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher melalui gawai, Kamis (15/4/2021).
Menurut dia, peleburan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) berpotensi mengganggu jalannya penelitian vaksin Merah Putih. Karena vaksin yang digerakkan oleh enam lembaga itu berada di bawah koordinasi Kemenristek.
“Kita juga akan kehilangan kementerian yang memiliki fungsi untuk memetakan kebijakan serta strategi dalam bidang riset dan teknologi. Komitmen pemerintah perlu dipertanyakan. Sebenarnya Pemerintah mendukung inovasi dan riset untuk kemajuan bangsa atau tidak?” tegasnya.
Ia menyebut, minimnya dukungan negara terhadap riset dalam negeri terlihat jelas dari minimnya anggaran Kemenristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pada 2021 saja melalui surat Menteri Keuangan nomor S-30/MK.02/2021, alokasi Anggaran Kemenristek/BRIN hanya Rp2,696 triliun.
“Kalau anggarannya kecil begini kita mau riset apa? Bahkan alokasi anggaran belanja riset kita tidak sampai satu persen dari PDB,” ucapnya.
Komitmen pemerintah tersebut, lanjut Netty, beda jauh dengan negara-negara luar yang memiliki komitmen tinggi untuk investasi dalam riset. Seperti negara Korsel dan Jepang, dana riset mereka tiga sampai dengan empat persen.
Sementara negara Singapura dana riset di atas dua persen dan Malaysia di atas satu persen. “Sementara kita sangat tertinggal jauh,” ucapnya.
Ia menjelaskan, terhambatnya proses penelitian vaksin merah putih pasca penggabungan terlihat dari belum jelasnya kebijakan pemerintah terhadap enam lembaga penggerak vaksin merah putih.
Enam lembaga tersebut di antaranya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
“Hal itu juga yang disampaikan oleh Prof. Amin Subandrio, Kepala LBM Eijkman, yang mengaku belum punya gambaran sama sekali seperti apa kebijakan pemerintah terhadap vaksin merah putih. Seharusnya penelitian vaksin Merah Putih dan vaksin-vaksin buatan anak negeri lainnya harus didukung sepenuhnya,” katanya. (nas)