Meski Covid-19 Naik, Publik Masih Puas terhadap Jokowi

INDOPOSCO.ID – Meski angka penyebaran Covid-19 masih tinggi di dalam negeri, toh tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi atau Joko Widodo tetap tinggi dan terus meningkat. Ini berdasarkan hasil survei Lembaga New Indonesia Research & Consulting.
Survei ini dilakukan pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1.200 responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error plus minus 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Andreas Nuryono, direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting mengatakan, kasus konfirmasi Covid-19 menembus 1 juta dan belum ada tanda-tanda penurunan. Dampaknya, perekonomian sepanjang 2020 terkontraksi negatif tetapi kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi tetap tinggi dan terus meningkat.
”Di tengah Pandemi Covid-19 yang masih melanda, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi meningkat,” katanya dalam siaran pers seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Dalam survei pada Juni 2020 dihasilkan, tingkat kepuasan mencapai sebesar 62,8 persen, bergerak naik menjadi 65,1 persen pada Oktober 2020, dan kini berada pada angka 70,3 persen.
Kemudian, ketidakpuasan turun dari 32,4 persen pada Juni 2020 menjadi 31,3 persen pada Oktober 2020, dan kini angkanya pada 26,8 persen.
Andreas menerangkan, pilihan Jokowi untuk menjaga keseimbangan antara krisis kesehatan dan dampak ekonominya membuat kepuasan publik tetap terjaga. Berkali-kali Jokowi mengatakan rasa syukur Indonesia tidak perlu sampai mengambil jalan lockdown.
Selain itu, vaksinasi tahap pertama yang mulai digelar makin menaikkan kepuasan publik. ”Tampilnya Jokowi di depan publik sebagai orang pertama yang mendapat suntikan vaksin memberi pesan yang sangat kuat kepada masyarakat,” tandasnya.
Meski demikian, lanjut dia, pembatasan sosial yang masih terus diberlakukan turut berkontribusi terhadap masih tingginya ketidakpuasan publik. ”PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) transisi terus berlaku di DKI Jakarta, berlanjut lagi dengan kebijakan baru PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Jawa-Bali,” ujarnya.
Kalau melihat tingginya elektabilitas para kepala daerah, Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah; Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat; dan Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jawa Timur mengalami kenaikan, sebaliknya dengan Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta.
”Publik melihat bahwa kegagalan penanganan Covid-19 terkonsentrasi di Jakarta, yang notabene adalah kesalahan Anies,” kata Andreas.
Sementara itu responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab, relatif kecil yang semula 4,8 persen turun menjadi 2,9 persen. (yah)