6 Fakta Ilmiah Mengejutkan Tentang Orgasme, Pasutri Wajib Tahu!

INDOPOSCO.ID – Orgasme ibarat ceri di atas kue seks yang nikmat. Ia memang bukan syarat mutlak untuk merasakan kepuasan, tapi ketika hadir, tubuh dan pikiran mendapat banyak manfaat.
Penelitian menunjukkan orgasme dapat menurunkan stres, meningkatkan kualitas tidur, memperkuat ikatan emosional lewat pelepasan hormon oksitosin, hingga memperlancar sirkulasi darah.
Jadi meski seks tetap bisa memuaskan tanpa orgasme, kehadirannya memberi tambahan manfaat fisiologis maupun psikologis bagi pasangan suami istri (pasutri) yang membuat pengalaman lebih lengkap.
Dilansir Mind Body Green pada Kamis (18/9/2025), berikut beberapa fakta ilmiah yang jarang diketahui pasutri tentang orgasme:
1. Orgasme perempuan bukan secara alami lebih sulit
Sekitar 95% perempuan bisa orgasme dengan mudah saat masturbasi. Kesulitannya dalam hubungan seksual lebih dipengaruhi norma budaya dan kurangnya informasi.
Sejarah seks selalu berpusat pada kesenangan laki-laki, sehingga stimulasi klitoris atau seks oral masih dianggap “foreplay,” bukan inti seks. Penelitian tentang kenikmatan perempuan juga jauh lebih sedikit dibanding laki-laki.
2. Mengetahui “orgasm gap” meningkatkan peluang orgasme
Studi di jurnal Sex Education menunjukkan perempuan yang mempelajari kesenjangan orgasme (95% pria hetero selalu orgasme vs hanya 65% perempuan) kemudian lebih sering dan lebih mudah mencapainya.
“Hasilnya, perempuan yang ikut kelas tentang kesenjangan orgasme melaporkan mengalami orgasme lebih sering dan lebih nikmat setelahnya,” jelas studi tersebut.
3. Perempuan juga bisa orgasme dalam tidur
Sejak 1953, riset menunjukkan 37% perempuan pernah orgasme lewat mimpi. Studi terbaru bahkan menemukan lebih dari 20% mimpi yang diingat perempuan bernuansa erotis. Orgasme nokturnal ini dipicu aliran darah ke vagina saat fase REM.
“Berlawanan dengan anggapan umum, mimpi basah bukan hanya untuk remaja laki-laki. Saat fase REM, jika mimpimu cukup panas, aliran darah ke vagina meningkat dan bisa menghasilkan orgasme nokturnal. Ini bukan hal baru dan tentu saja bukan sesuatu yang langka,” jelas pakar seksualitas asal Amerika Serikat, Emily Morse, Ph.D.
4. Tidak semua orgasme bersifat seksual
Sebagian orang mengalaminya dari aktivitas tak biasa: turbulensi pesawat, menyusui, melahirkan, mendengarkan musik tertentu, hingga rasa lega dari nyeri. Peneliti menyebut orgasme sebagai proses neuropsikologis yang bisa dipicu berbagai rangsangan, bukan hanya seksual.
5. Hampir separuh suami salah menilai orgasme istrinya
Studi pada 1.600 pasangan menemukan 43% suami mengira istrinya lebih sering orgasme daripada kenyataannya. “Tidak ada tanda pasti orgasme pada perempuan, sehingga cara terbaik adalah komunikasi langsung,” terang Planned Parenthood.
6. Serviks juga bisa jadi sumber orgasme
Serviks adalah jaringan yang menghubungkan rahim ke vagina. Stimulasi pada area ini bisa memicu orgasme penuh tubuh, tapi hanya ketika perempuan cukup terangsang. Jika tidak, bisa terasa menyakitkan.
“Orgasme serviks bisa dicapai saat perempuan benar-benar terangsang. Jika belum cukup terangsang, stimulasi bisa terasa menyakitkan. Rasanya berbeda dengan stimulasi klitoris karena berasal dari dua sistem saraf yang berbeda. Biasanya butuh waktu, latihan, serta penetrasi menggunakan dildo, vibrator, atau penis. Banyak perempuan menggambarkannya sebagai orgasme yang lebih terasa di seluruh tubuh,” kata Morse menambahkan.
Dengan memahami fakta-fakta ilmiah ini, pasutri dapat melihat bahwa orgasme bukan sekadar puncak kenikmatan, melainkan bagian dari perjalanan intim yang sarat manfaat bagi tubuh, pikiran, dan hubungan. (her)