Rhoma Irama Serukan Pesan Moral untuk Presiden, DPR, dan Penegak Hukum

INDOPOSCO.ID – Penyanyi sekaligus pendakwah kondang, H. Rhoma Irama, angkat bicara mengenai gejolak nasional yang belakangan ini menjadi sorotan publik. Dalam pernyataannya, Rhoma menyampaikan pesan moral yang ditujukan kepada Presiden, DPR, dan lembaga penegak hukum.
Kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Rhoma berpesan agar benar-benar memperhatikan dan melaksanakan aspirasi rakyat.
“Saya sebagai bagian dari anak bangsa ini mengimbau dengan amat dan sangat agar Bapak Presiden Prabowo Subianto bisa mengeksekusi segala tuntutan secepat-cepatnya,” ujar Rhoma dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya, dikutip pada Minggu (7/9/2025).
Tak hanya kepada presiden, Rhoma juga menyoroti gaya hidup sebagian pejabat negara. Ia menekankan pentingnya meninggalkan pola hidup bermewah-mewah di tengah kondisi ekonomi bangsa yang sulit.
“Kepada anggota DPR RI dan DPRD dimanapun anda berada, flexing dan hedonisme ini harus dihindarkan oleh para pejabat negara. Karena Indonesia tengah terpuruk dalam ekonomi. Jadi tolong tinggalkan pola hidup flexing dan hedonisme, itu sangat menyakitkan,” tegasnya.
Sementara itu, pesan khusus juga disampaikan kepada lembaga yudikatif, mulai dari kehakiman, kejaksaan, hingga kepolisian. Rhoma mengingatkan bahwa tugas penegak hukum adalah amanat ilahi.
“Kepada lembaga yudikatif, saya ingin mengingatkan bahwa tugas anda ini di muka bumi sebagai wakil Tuhan. Jangan membeda-bedakan antara yang kaya dan yang miskin. Ini amanat dari Allah SWT untuk para penegak hukum,” tutur pendiri grup musik Soneta Group itu.
Ia juga menegaskan kembali peringatan Nabi Muhammad SAW mengenai bahaya ketidakadilan. “Kehancuran sebuah bangsa diakibatkan apabila pembesar-pembesar mereka (yang) mencuri (maka) mereka membiarkan, tetapi orang-orang kecil, orang-orang lemah, orang-orang miskin mencuri langsung ditegakkan hukum,” kutip Rhoma.
Menutup pernyataannya, Rhoma tak menutup kemungkinan munculnya “DPR jalanan” apabila saluran konstitusi tidak lagi mampu mengakomodasi aspirasi rakyat.
“DPR jalanan bisa terjadi ketika sumber-sumber saluran konstitusi sudah tertutup, sudah tuli, sudah bisu, tidak bisa lagi mengakomodir aspirasi rakyat. Namun jangan sampai terjadi anarkisme, karena anarkisme itu melanggar undang-undang dan melanggar agama,” tambah pelantun Begadang itu.
Suara lantang sang Raja Dangdut ini menjadi pengingat bahwa keadilan, kesederhanaan, dan keberpihakan kepada rakyat adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan bangsa. (her)